Sponsored
Home
/
Lifestyle

Efek AADC2, Banyak Wisatawan yang Merancang Tur Sendiri ke Jogja

Efek AADC2, Banyak Wisatawan yang Merancang Tur Sendiri ke Jogja
Wayan Diananto22 May 2016
Bagikan :
Preview
| May 22, 2016 14:00 am


Gara-gara AADC2, tak sedikit yang melancong ke Yogyakarta atas inisiatif sendiri.

Senin (9/5) lalu Imam Alfarabhy Ago (23) berangkat bersama dua temannya, Firda Dwi Putri (22) dan Andy Bona (30), dengan kereta kelas bisnis.

Sampai di Kota Pelajar, Imam langsung memesan kamar di Greenhost Boutique Hotel, tempat yang mempertemukan Rangga dan Cinta setelah 9 tahun berpisah.

“Saya sebenarnya sudah merencanakan, bulan ini liburan ke Bangka Belitung, Lombok, atau Bali. Setelah menonton AADC2, buyar! Kelebihannya ikut biro perjalanan wisata, tujuannya lebih jelas, terarah, dan mudah. Tapi harus mengikuti jadwal mereka. Kalau saya, maunya fleksibel,” aku Imam pada Selasa (10/5).
Preview



Imam mengunjungi ViaVia Cafe & Resto, Sellie Coffee, Warung Bu Ageng. Di Warung Bu Ageng, ia menjajal nasi campur lidah dan oseng-oseng dor.

“Untuk bujet menginap, sekitar 600 ribu rupiah per malam. Untuk makan dan transportasi, 250 ribu per hari buat bertiga. Terasa mahal, tapi bebas mengatur jadwal sesuai keinginan. Ikut travel agent atau sendiri, soal selera,” tukas Imam.

Karya Riri Riza ini mengubah sudut pandangnya terhadap Yogyakarta. “Tiga kali ke Yogyakarta sebelumnya, saya selalu ke Pasar Beringharjo, Malioboro, Keraton, Benteng Vredeburg, dan Mirota. Habis menonton AADC2, saya melihat kota ini dari sisi berbeda. AADC2 ini fenomenal. Selain reuni dengan para karakter AADC2, penonton bisa reuni dengan teman SMA, dan reuni dengan Yogyakarta,” ungkapnya.

Sementara Christin Yulinar (30) bertolak ke Yogyakarta bersama suami dan 8 teman mereka Kamis (5/5) siang. Juga naik kereta, Christin menghabiskan 3 hari 2 malam di sana. Mengunjungi Candi Ratu Boko bersama rombongan, ia dan suami berfoto tepat di mana Rangga dan Cinta bernostalgia.
Preview



“Biar lucu saja,” kata Christin pada Kamis (12/5).

Saat itu, Candi Ratu Boko kebanjiran wisatawan. Demikian pula Sate Klatak Pak Bari. Christin gagal mencicipi satai kambing yang potongan dagingnya ditusuk ke jeruji besi itu. “Kebanyakan orang yang makan. Jadi, kami kehabisan,” cerita Christin.

(wyn/gur)

via http://www.tabloidbintang.com/
populerRelated Article