icon-category Lifestyle

Etika Izin Tak Bisa Masuk Kerja karena Sakit

  • 18 Aug 2016 WIB
Bagikan :
alt-img

Apa yang akan Anda lakukan bila terserang penyakit? Tetap masuk kerja atau izin untuk beristirahat di rumah?

Sebuah survei yang digagas CareerBuilder.com menunjukkan sebanyak 72 persen karyawan di Amerika tetap bekerja meski sedang sakit. Alasannya, mereka merasa bersalah ketika meninggalkan pekerjaan. Lebih dari separuh pekerja yang mengikuti survei mengatakan, mereka merasa bersalah ketika meminta izin tidak masuk kerja karena sakit, apalagi penyakitnya 'hanya' flu.

Ketika Anda terserang penyakit menular, meski hanya flu, sebaiknya beristirahat di rumah. Jika merasa masih cukup kuat bekerja, lakukan pekerjaan Anda dari rumah. Perkembangan teknologi semestinya sudah cukup membantu Anda bekerja dengan lebih fleksibel. Anda hanya butuh komputer atau laptop dan koneksi internet. Beberapa pekerjaan mungkin bisa dikerjakan di rumah dan dikirim via surat elektronik.

Ceritanya lain bila kondisi tubuh Anda benar-benar lemah dan tak kuat melakukan aktivitas fisik dan berpikir. Menjauhlah dari komputer dan pekerjaan. Memaksakan diri bekerja di kala sakit sama sekali bukan pilihan bijak. Kondisi kesehatan kemungkinan memburuk dan pekerjaan belum tentu teratasi dengan baik.

"Kualitas pekerjaan bisa memburuk ketika pekerja mengerjakannya dalam kondisi sakit. Terkadang, lebih baik menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar daripada mengerjakannya buru-buru tetapi hasilnya buruk," kata Peter Handal, CEO perusahaan pelatihan internasional Dale Carnegie Training.

"Jika seorang atasan mengetahui kualitas kerja (pegawai) mereka berpengaruh negatif selama sakit, sebaiknya semua pihak yang terkait memberikan izin sakit," imbuhnya. Ketika Anda terpaksa meninggalkan pekerjaan karena sakit, ada etika-etika yang tak boleh diabaikan. Jangan sampai ketidakhadiran Anda merepotkan satu kantor. Apa saja yang harus dilakukan ketika Anda tak masuk kerja?

- Beri kabar

Beri kabar kepada orang-orang di kantor, terutama pihak personalia, atasan, dan orang-orang yang terkait dengan pekerjaan Anda sesegera mungkin. Jangan menunda-nunda memberi kabar, karena akan membuat orang lain mengira Anda hanya terlambat sehingga tak ada yang berkonsentrasi mengambil alih pekerjaan Anda. Tidak memberi kabar ketika tidak masuk kerja merupakan tindakan yang sangat buruk dan kejam, karena merepotkan banyak orang.

- Tetaplah tersedia

Bisa jadi hari itu Anda sudah membuat janji pertemuan atau rapat penting dengan atasan atau klien. Meski telah menyerahkan tugas-tugas kepada orang yang dipercaya, pastikan Anda bersedia dan bisa dihubungi dalam keadaan darurat. Bukan maksud mengganggu istirahat Anda, tapi mungkin ada hal-hal yang hanya bisa dijelaskan oleh Anda.

- Bertanggung jawab

Jangan hanya menunggu dihubungi. Jika dirasa masih sanggup, cobalah menghubungi orang kantor untuk menanyakan apakah semua pekerjaan berjalan baik dan tidak ada masalah. Sore hari menjelang jam kerja usai, sempatkan lagi bertanya apakah semua berjalan lancar dan tidak ada masalah berarti. Kepedulian Anda terhadap pekerjaan yang Anda tinggalkan menunjukkan Anda orang yang bertanggung jawab.

- Tetaplah fokus pada kesehatan

Bagaimana pun, kesehatan Anda nomor satu. Tak perlu memaksakan diri terlibat terlalu jauh dalam urusan pekerjaan jika Anda benar-benar tak kuat lagi. Terkadang perasaan gelisah meninggalkan pekerjaan kantor disebabkan Anda tidak percaya dengan orang lain yang menanganinya. Ini saatnya Anda belajar memercayai orang lain.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:

3 Cara Bertahan Hidup Saat Bokek

Kenali 10 Penyebab Mulut Kering

Pecinta Perhiasan, Yuk Kunjungi Pameran Mutumanikam

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : kesehatan Tempo Sakit Etika 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini