Home
/
Digilife

Fenomena Langit di Bulan November, Hujan Meteor, Gerhana Bulan dan Nadir Ka’bah

Fenomena Langit di Bulan November, Hujan Meteor, Gerhana Bulan dan Nadir Ka’bah

Vina Insyani09 November 2021
Bagikan :

Ilustrasi foto: Rad Pozniakov/Unsplash

Uzone.id - Bulan November ini langit Indonesia akan dipenuhi oleh berbagai fenomena langit, mulai dari hujan meteor, konjungsi bulan, hingga Nadir Ka'bah.

Di pekan pertama bulan November, ada beberapa fenomena langit yang terjadi, diantaranya Konjungsi Merkurius-Spica pada 2 November, tengah hari lebih cepat dalam setahun pada 3 November, konjungsi Bulan-Merkurius pada 4 November.

Kemudian ada fase Bulan baru pada 5 November, puncak hujan meteor Taurid Selatan pada 5 dan 6 November, serta konjungsi Bulan-Antares dan perige Bulan di simpul menurun pada 6 November.

Nah, memasuki pekan kedua bulan November, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) mencatat beberapa fenomena langit yang layak untuk ditunggu.

Konjungsi Bulan-Venus pada 8 November

Puncak fenomena ini terjadi pada 8 November 2021 pukul 12. 21 WIB/ 13.21 WITA/ 14.21 WIT dengan sudut pisah minimum 1,1 derajat.

Titik fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak awal senja Bahari (25 menit setelah matahari terbenam) dari arah barat-barat daya dekat konstelasi Sagitarius 

Pada fenomena langit ini, kalian bisa melihat momen di mana Bulan dan planet Venus berdekatan sehingga jarak pandangnya akan sangat dekat bila dilihat dari bumi.

Puncak Hujan Meteor Andromedid pada 9-10 November

Hujan meteor Andromedid telah aktif sejak 25 September hingga 6 Desember mendatang dan intensitas maksimumnya akan terjadi pada 9 November pukul 08.45 WIB/ 09.45 WITA/ 10.45 WIT dan dapat dilihat semenjak awal senja bahari (25 menit setelah Matahari terbenam) hingga awal fajar astronomis (75 menit sebelum Matahari terbit) esok hari dari arah timur laut hingga barat laut.

Di Indonesia, intensitas maksimumnya hanya 2 meter per jam saja dan fenomena Andromedid ini akan sedikit terganggu oleh cahaya Bulan Sabit Awal hingga pukul 22.30 waktu setempat. 

Untuk melihat secara jelas fenomena ini, kalian tak perlu menggunakan alat bantu apapun. Pastikan saja medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan polusi awan saat mengamati hujan meteor ini.

Konjungsi Kuartet Bulan-Venus-Jupiter-Saturnus pada 9 November

Di fenomena ini, Bulan akan tampak segaris dengan 3 planet sekaligus yaitu Venus, Jupiter dan Saturnus. Fenomena langit ini bisa disaksikan sejak awal senja bahari atau 25 menit setelah matahari terbenam selama 3 jam dari arah memanjang hingga barat-barat daya.

Keempat benda langit ini seluruhnya akan terbenam setelah tengah malam. Keesokan harinya, Bulan meninggalkan Venus dan berkonjungsi triple bersama Jupiter dan Saturnus selama 3 hari.

Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus pada 10-12 November

Fenomena ini berlangsung selama 3 hari sejak 10 hingga 12 November mendatang dan dapat disaksikan sejak awal senja bahari (25 menit setelah terbenamnya matahari) dari arah selatan hingga pukul 23.00 waktu setempat dari arah Barat-Barat Daya.

Selama 2 hari, Bulan berada di konstelasi kaprikornus bersama dengan Jupiter dan Saturnus. Kemudian, Bulan berkonjungsi dengan Saturnus terlebih dahulu lalu berkonjungsi dengan Jupiter keesokan harinya.

Konjungsi Merkurius Mars pada 10 November

Puncak konjungsi Merkurius Mars akan terjadi pada 10 November 2021 pada pukul 19:57:25 WIB/ 20:57:25 WITA/ 21:57:25 WIT. Sayangnya Merkurius dan Mars cukup sulit disaksikan baik menggunakan ataupun tanpa alat bantu.

Fenomena alam ini akan kembali terjadi pada 29 Oktober 2023 dan 20 Oktober 2025 mendatang.

Fase Bulan Perbani Awal di 11 November

Fase perbani awal adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90°) dan terjadi sebelum fase Bulan purnama.

Puncak Hujan Meteor Taurid Utara

Hujan meteor ini aktif sejak 25 September hingga 25 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 13 November pukul 07:25 WIB/ 08:25 WITA/ 09:25 WIT.

Hujan meteor Taurid Utara dapat disaksikan sejak pukul 18:30 waktu setempat pada malam sebelumnya (12 November) dari arah timur-timur laut hingga pukul 4:30 waktu setempat pada 13 November dari arah barat-barat laut.

Untuk wilayah Indonesia, kalian bisa melihat 3 sampai 4 meteor per jam nya. Tak perlu menggunakan alat bantu apapun untuk melihatnya, cukup pastikan alat pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan juga awan.

Puncak Hujan Meteor Leonid pada 18-19 November

Hujan meteor ini aktif sejak 6 November hingga 30 November dengan intensitas maksimumnya terjadi pada 19 November pada pukul 04:15 WIB/ 05:15 WITA/ 06:15 WIT. 

Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 00:30 Waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya matahari dari arah timur timur laut hingga utara timur laut.

Dalam puncaknya, intensitas hujan meteor ini berkisar 11-14 meteor per jam. Puncak hujan meteor Leonid akan terganggu oleh intensitas cahaya Bulan hampir purnama di sepanjang pengamatan.

Namun, untuk melihatnya kalian tak perlu menggunakan alat bantu apapun asalkan medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan.

Gerhana Bulan sebagian pada 19 November

Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana Bulan sebagian yang puncaknya akan terjadi pada 16:02:56 WIB/ 17:02:56 WITA/ 18:02:56 WIT.

Fase gerhana penumbra dimulai pada pukul 13:00:23 WIB/ 14:00:23 WITA/ 15:00:23 WIT, dilanjut fase gerhana sebagian pada pukul 14:18:24 WIB/ 15:18:24 WITA/ 16:18:24 WIT.

Kemudian akan berakhir pada 17:47:26 WIB untuk gerhana sebagian dan pukul 19:05:31 WIB untuk gerhana penumbra.

Untuk durasinya, parsialitas gerhana kali ini selama 3 jam 29 menit 2 detik dan untuk drunasi penumbra lintas gerhana sekitar 6 jam 5 menit 8 detik.

Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid pada 22 November

Hujan meteor ini aktif dari 15 November hingga 25 November dan puncaknya akan terjadi pada 22 November pukul 02:30 WIB.

Hujan meteor Alfa Monocerotid bisa disaksikan sejak 21:30 waktu setempat pada 21 November hingga 25 menit sebelum Matahari terbit pada 22 November dengan intensitas maksimum 4-5 meteor per jam.

Untuk menonton hujan meteor ini, kalian tak perlu alat bantu apapun asalahkan medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan.

Konjungsi Bulan-Pollux, 23 dan 24 November 

Puncaknya terjadi pada 24 November 2021 pukul 10:22 WIB, namun sudah bisa disaksikan sejak pukul 21:30 malam sebelumnya, yaitu 23 November 2021 hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

Puncak hujan meteor Orionid November

Hujan meteor ini aktif sejak 14 November hingga 6 Desember dan intensitas maksimumnya terjadi pada 28 November pukul 22:30 WIB.

Hujan meteor Orionid November dapat disaksikan mulai dari 28 November pukul 19:30 waktu setempat hingga keesokan harinya 29 November sebelum matahari terbit.

Hujan meteor ini bisa dilihat tanpa alat bantu dengan intensitas maksimum 2-3 meteor per jam nya.

Konjungsi Superior Merkurius, 29 November

Fenomena ini terjadi ketika Merkurius, Matahari dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari. Fenomena ini akan terjadi pada pukul 12:05 WIB/ 13:05 WITA/ 14:05 WIT.

Fenomena Nadir Ka'bah pada 29 November

Nadir Ka'bah adalah fenomena astronomis ketika matahari berada tepat di Nadir ( titik terbawah)  Saat tengah malam bagi pengamat yang berlokasi di Ka'bah. 

Karena bentuk bumi yang bulat maka matahari akan berada tepat diatas titik antipoda Ka'bah ketika tengah hari.

Sehingga ujung bayangan matahari yang mengalami pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat.

Fenomena ini berlangsung dua kali dalam setahun titik untuk 2021 ini sudah terjadi pada 13 Januari pukul 00:29 Waktu Arab Saudi (06:29 WIT) dan akan kembali terjadi pada 29 November pukul 00:09 Waktu Arab Saudi (06:09 WIT).

Penggunaan fenomena Nadir Ka'bah dalam meluruskan arah kiblat hanya dapat digunakan di wilayah Indonesia ketika matahari berada di atas ufuk seperti provinsi Maluku (kecuali Pulau Buru, Papua Barat, dan Papua. 

populerRelated Article