First Drive Chery Tiggo 8 CSH, Tenaga Buas, BBM Super Irit!

Uzone.id - Chery Tiggo 8 sebenarnya sudah jadi mobil enak. Tampang keren, fitur melimpah, performa mesin buas. Tapi sayang, mesin turbo-nya masih boros BBM. Tapi bagaimana dengan Tiggo 8 versi hybrid? Nah, ini baru beda!
Kami berkesempatan untuk mencicipi langsung Chery Tiggo 8 CSH alias Chery Super Hybrid. Impresi pertama yang kami dapatkan; "Ya, ini merupakan jawaban, ini solusi untuk sebuah mobil yang punya performa buas, tapi gak harus mikir konsumsi BBM,".Tidak seperti hybrid konvensional yang masih sangat bergantung pada mesin bensin, Chery Super Hybrid mampu menghasilkan tenaga ke roda secara independen dari motor listriknya.
Teknologi tersebut memberikan efisiensi energi yang lebih tinggi, akselerasi yang lebih responsif, dan pengalaman berkendara yang lebih halus serta senyap.

Ini menjadi model pertama dengan teknologi Chery Super Hybrid yang diproduksi dengan sistem kemudi kanan (right-hand drive), khusus untuk pasar Indonesia.
Jantung dari performa impresif Tiggo 8 CSH adalah mesin ACTECO H4J15 berkapasitas 1.500 cc turbo, yang dikembangkan eksklusif untuk platform Chery Super Hybrid generasi terbaru.
Mesin ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 243 PS dan torsi hingga 215 Nm dengan konsumsi bahan bakar yang sangat efisien, mencapai 76 Km/liter berdasarkan pengujian WLTC.

Sinergi antara mesin bertenaga dan motor listrik semakin disempurnakan oleh Transmisi 1DHT Super Electric Hybrid tanpa stepless.
Untuk mendukung performa berkendara jarak jauh maupun aktivitas harian, Chery Tiggo 8 CSH disematkan baterai Lithium Iron Phosphate (Li-Po) yang telah mengantongi sertifikasi IP68 Waterproof.
Baterai tersebut dirancang untuk tahan dalam kondisi suhu ekstrem mulai dari -35°C hingga 60°C.
Performa tinggi yang dihasilkan juga memungkinkan Tiggo 8 CSH untuk menempuh jarak hingga 90 Km dalam mode full EV.

Pengisian daya baterai pun sangat praktis, dengan kemampuan pengisian cepat dari 30% hingga 80% hanya dalam waktu 20 menit melalui port CCS2.
Pertama kali masuk ke kabinnya, memang sangat senyap, karena hanya mode EV yang aktif, sementara mesin mati. Kami pun langsung mencoba menginjak pedal gasnya, wow!
Ini sih jauh lebih responsif ketimbang versi mesin 2.000cc turbo yang dipunyai Tiggo 8 Pro dan Pro Max. Instan, responsif dan senyap, juga minim getaran.
Kami merasa seperti sedang mengendarai Tiggo 8 tapi versi EV, karena ketika baterai dalam kondisi full, maka mode EV yang aktif bisa sangat dominan.
Sementara untuk handling, sebenarnya masih mirip-mirip dengan Tiggo 8 mesin konvensional. Hanya saja, ada tambahan bobot baterai, membuat ayunan suspensinya jadi makin terasa. Untungnya, tidak sampai menganggu kenyamanan dan kestabilan.
