First Impression Mengendarai Hyundai Staria Rute Jakarta-Bandung
Hyundai Staria (Foto: Tomi Tresnady / Uzone.id)
Uzone.id - Cukup beruntung, UzoneID mendapat kesempatan untuk merasakan pengalaman mengendarai mobil keluaran Hyundai yang mirip dengan pesawat luar angkasa, Hyundai Staria, yang resmi meluncur di Indonesia pada 20 Agustus 2021.Hajatan test drive yang dikemas dalam perjalanan Jakarta-Bandung dan Bandung-Jakarta ini diberi tajuk "Larger Than Life : Driving Experience with STARIA” pada Rabu (9/9/2021).
Karena Indonesia masih berperang melawan Covid-19, maka acara juga menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Saat tiba di Pidari Lounge, Senayan, saya pun langsung di swab dengan hasil negatif.
Kemudian, selain pakai masker, Hyundai juga memberikan purifire yang bisa dikalungkan oleh setiap awak media.
Setelah mendapat arahan dari tim Hyundai mengenai test drive ini, saya langsung meluncur ke Hyundai Staria warna hitam yang diberi nomor 3. Saya tidak sendirian, ada dua awak media lainnya dalam satu mobil.
Untuk start awal, saya pilih jadi penumpang dulu karena penasaran sama jualan Hyundai yang katanya fitur Premium Relaxation Seats yang terdapat pada varian Staria 7-seaters nyaman banget.
Kesan pertama kali ketika saya duduk, memang nyaman sih. Selain bisa Premium Relaxation Seats ini reclaining, juga bisa sampai benar-benar kayak tempat tidur. Mirip kelas VIP pada pesawat komersial.
BACA JUGA: Bakal Seperti Apa Mobil Berbasis Android dan Chipset Snapdragon?
Premium Relaxation Seats ini juga terdapat fitur pendingin dan pemanas lho. Saya merasakan adem ayem ketika memanfaatkan fitur pendinginnya karena di luar kabin mahatari cukup menyengat.
Saya tinggal pencet tombol kontrol yang ada di sisi kanan kursi. Ada tombol pendingin dan pemanas. Selain itu, ada tombol untuk merebahkan kursi sesuai keinginan kita.
Kalau kaki mentok ke kursi penumpang depan atau sopir, tinggal tarik tuas sebelah kiri kursi untuk menggeser kursi ke belakang.
Wah, bener nyaman sih. Saya sampai sempet tidur ketika mobil meluncur di jalan tol layang Jakarta-Cikampek.
Saya juga ingin tahu seberapa nyaman sih, kursi baris ketiga pada Staria 7-seaters. Saya pun coba duduk di belakang terus setting kursi baris kedua agar memungkinkan kaki saya bisa lurus ke depan. Bisa lega banget.
Soal kenyamanan duduk di kursi baris ketiga, saya merasakan suspensi Hyundai Staria ini cukup empuk, gak bikin perut mules ketika ban menggilas jalan bergelombang.
Sama seperti yang gue rasakan di model Hyundai Palisade di mana penumpang paling belakang tidak dianaktirikan kenyamanannya.
Kami pun sampai di Sea Como Sea, yang berada di Jalan Sersan Bajuri, Bandung. Perjalanan cukup lancar dan cuaca sangat cerah di siang hari.
Di sana, awak media mendapat edukasi soal fitur-fitur canggih yang terdapat pada Staria 7-seater dan 9-seater, termasuk Smart Power Sliding Door dan Smart Power Tailgate yang terdapat pada kedua varian.
Pada fitur Smart Power Tailgate, kita dapat membuka pintu bagasi mobil secara otomatis hanya dengan berdiri di dekat pintu selama beberapa detik sambil mengantongi smart key. Canggih ya.
Selain itu, pihak Hyundai juga menjelaskan perbedaan mencolok antara 7-seater dengan 9-seater, yakni kalau 7-seater punya fitur Premium Relaxation Seats, sedangkan pada 9-seater terdapat fitur Swiveling Independent Seat. Letaknya sama-sama di jok baris kedua.
Pulang ke Jakarta
Saat pulang ke Jakarta, giliran saya yang duduk di belakang kemudi. Namun, Staria yang saya kemudikan tipe 9-seater.
Sayangnya, pada varian 9-seater, saya tidak bisa merasakan fitur canggih yang terdapat pada varian 7-seater, seperti Lane Following Assist (LFA) yang secara otomatis menjaga mobil tetap melaju di tengah jalur marka jalan.
Kemudian, pada 9-seater tidak ada fitur Lane Keeping Assist yang akan memberikan peringatan visual, audio, dan kendali otomatis apabila mobil mulai keluar dari jalur marka.
Di 9-seater, saya gak bisa menggunakan fitur Forward Collision-Avoidance Assist (FCA), yaitu sistem yang secara otomatis memperingatkan potensi risiko tabrakan dari depan, dan jika diperlukan, akan secara otomatis melakukan pengereman jika sistem menilai akan terjadi tabrakan dengan kendaraan di depan mobil.
Kemudian, pada 9-seater juga tidak ada fitur Blind-Spot Collision-Avoidance Assist. Namun, ada Blind-Spot Collision-Avoidance Warning yang dapat mendeteksi dan memantau kendaraan yang datang dari belakang dan membantu menghindari tabrakan dengan memberikan peringatan dan mengaktifkan rem secara otomatis jika diperlukan.
Staria sudah dilengkapi dengan fitur khas mobil Hyundai yang tidak terdapat pada mobil lain, seperti Blind-Spot View
Monitor yang menampilkan area blind spot di bagian belakang kendaraan, dan tampilan visual BVM terletak di panel cluster mobil saat mengemudi.
Fitur ini akan berfungsi jika lampu sein diaktifkan dalam situasi pengemudi ingin berpindah jalur saat berkendara.
Ketika dalam kota, saya sengaja pakai mode ECO karena mesin diesel R2.2 VGT dengan transmisi otomatis 8-percepatan pada Staria sangat bertenaga dengan 175 hp dan torsi 430 Nm
Kemudian, saat masuk jalan tol, saya langsung pakai mode SPORT untuk mendapatkan tenaga yang maksimal pada mobil ini.
Perjalanan dari Bandung ke Jakarta, kami sempat rehat di Rest Area KM 97 dan saya digantikan oleh teman untuk membawa pesawat luar angkasa ini.
Ketika langit sudah gelap, kita bisa memanfaatkan fitur yang bisa dipersonalisasi penggunanya, yaitu ambient mood lights yang dapat menerangi area kokpit, konsol, pintu dan penyimpanan bagasi dengan berbagai pilihan warna lampu.
Tak terasa, kami pun tiba dengan selamat di Jakarta dengan sambutan hujan yang tak begitu lebat. Itu dia pengalaman gue bersama awak media lain saat diberi kesempatan untuk mencicipi sensasi Hyundai Staria 7-seaters maupun 9-seaters.
Sementara itu, Hyundai Staria 9-seaters dijual Rp888 juta, sedangkan Hyundai Staria 7-seaters dijual Rp1,02 milyar.