Home
/
News
Fotografer Istana Akan Tuntut Jonru Ke Ranah Hukum
Ari Setiyawan04 January 2016
Bagikan :
Seorang fotografer Presiden bernama Agus Suparto akan menuntut Jonriah Ukur atau biasa dikenal dengan nama Jonru ke ranah hukum karena melecehkan profesionalisme fotografer istana kepresidenan.
Pada awal tahun Januari 2016 kemarin, akun Facebook presiden Jokowidodo mengunggah foto-foto dirinya yang sangat sederhana menggunakan kemeja putih dan sarung, dengan latar belakang matahari terbit yang berlokasi di Raja Ampat.
Foto-foto bertuliskan status "Fajar perdana 2016, di dermaga Waiwo, Raja Ampat, tempat terbaik di dunia untuk snorkeling. Kita harus jaga alamnya. Rawat lautnya. Keindahan Raja Ampat, Labuan Bajo tidak kalah dengan tempat wisata di negara lain. Ayo ajak keluarga berwisata di dalam negeri!"
Namun foto tersebut membuat seorang aktivis Facebook Jonru membuat pertanyaan yang memancing para pengikutnya di fanpage Facebook.
"Tidak ada yang salah dengan beritanya. Yang saya heran adalah FOTONYA:
Sinar matahari dari belakang, tepat di bagian punggung. Namun kenapa di bagian punggung justru lebih gelap dibanding depan, padahal cahaya matahari berasal dari belakang?
Silahkan bagi teman2 yang pintar Photoshop untuk membuat analisis. Jika ternyata foto ini asli, bukan editan, maka status ini akan saya hapus segera.
Namun jika ternyata ini foto editan, PERTANYAAN BESARNYA adalah: Untuk apa bikin foto editan? Apa relevansinya?
Wallahualam:)"
Status tesebut menjadi makanan empuk para pengikut Jonru yang membenci presiden. Dengan 750 ribu lebih pengikut di fanspagenya, foto tersebut sudah di share ratusan ribu kali di timeline Facebook.
Terkait masalah itu sang fotografer Agus Suparto marah tidak terima dengan pernyataan Jonru. Bukan Jonru namanya jika tidak bisa berkelit, walaupun sudah meminta maaf dan menghapus status tersebut Agus berencana akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
Begini isi cuitan Agus Supartono di twiter.
“Mau sembunyi kemanapun akan saya kejar dan saya tuntut secara UU” kata mas Agus geram.
Memang Jonru sudah kelewatan. bukan kali ini saja dia menyebarkan hoax. Sudah berkali-kali. Dengan alasan ngeles dan menghapus postingannya lalu minta maaf.
Jika semua pelaku kejahatan minta maaf dan mewek-mewek maka penjara akan kosong dan polisi tak ada kerjaannya.
Sudah sering kali Jonru tersandung masalah seperti ini, fitnah yang dilontarkan berujung minta maaf. Semoga masalah kali ini benar-benar menjadi pelajaran seorang Jonriah Ukur untuk bisa menghargai profesi orang lain.
Pada awal tahun Januari 2016 kemarin, akun Facebook presiden Jokowidodo mengunggah foto-foto dirinya yang sangat sederhana menggunakan kemeja putih dan sarung, dengan latar belakang matahari terbit yang berlokasi di Raja Ampat.
Foto-foto bertuliskan status "Fajar perdana 2016, di dermaga Waiwo, Raja Ampat, tempat terbaik di dunia untuk snorkeling. Kita harus jaga alamnya. Rawat lautnya. Keindahan Raja Ampat, Labuan Bajo tidak kalah dengan tempat wisata di negara lain. Ayo ajak keluarga berwisata di dalam negeri!"
Namun foto tersebut membuat seorang aktivis Facebook Jonru membuat pertanyaan yang memancing para pengikutnya di fanpage Facebook.
"Tidak ada yang salah dengan beritanya. Yang saya heran adalah FOTONYA:
Sinar matahari dari belakang, tepat di bagian punggung. Namun kenapa di bagian punggung justru lebih gelap dibanding depan, padahal cahaya matahari berasal dari belakang?
Silahkan bagi teman2 yang pintar Photoshop untuk membuat analisis. Jika ternyata foto ini asli, bukan editan, maka status ini akan saya hapus segera.
Namun jika ternyata ini foto editan, PERTANYAAN BESARNYA adalah: Untuk apa bikin foto editan? Apa relevansinya?
Wallahualam:)"
Status tesebut menjadi makanan empuk para pengikut Jonru yang membenci presiden. Dengan 750 ribu lebih pengikut di fanspagenya, foto tersebut sudah di share ratusan ribu kali di timeline Facebook.
Terkait masalah itu sang fotografer Agus Suparto marah tidak terima dengan pernyataan Jonru. Bukan Jonru namanya jika tidak bisa berkelit, walaupun sudah meminta maaf dan menghapus status tersebut Agus berencana akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
Begini isi cuitan Agus Supartono di twiter.
Preview
“Mau sembunyi kemanapun akan saya kejar dan saya tuntut secara UU” kata mas Agus geram.
Memang Jonru sudah kelewatan. bukan kali ini saja dia menyebarkan hoax. Sudah berkali-kali. Dengan alasan ngeles dan menghapus postingannya lalu minta maaf.
Jika semua pelaku kejahatan minta maaf dan mewek-mewek maka penjara akan kosong dan polisi tak ada kerjaannya.
Sudah sering kali Jonru tersandung masalah seperti ini, fitnah yang dilontarkan berujung minta maaf. Semoga masalah kali ini benar-benar menjadi pelajaran seorang Jonriah Ukur untuk bisa menghargai profesi orang lain.
Sponsored
Review
Related Article