Sponsored
Home
/
Music

Gebrakan Britrock Ala ZEALSPEAKS

Gebrakan Britrock Ala ZEALSPEAKS
Preview
Alung Adcha18 February 2016
Bagikan :

Band nekat! Mungkin kalau ada julukan untuk band, sebutan itu pantas disematkan pada ZEALSPEAKS. Di tengah hingar bingar industri musik yang dianggap sedang melemah, band asal Bandung ini malah merilis album utuh bertajuk ZealSpeaks.


Nekat yang lain, band ini juga mengusung aliran yang saat ini sedang tidak jadi tren, britrock. Tapi tentu mereka sudah berhitung soal semua kenekatan itu.


Semua berawal dari persahabatan dua manusia, yang awalnya bermusik hanya karena ada ekstrakurikuler di sekolahnya. Mereka adalah Danny Maretta [vokalis dan gitaris] dan Toba Manurung [gitar]. Mereka berpisah ketika lulus SMA, karena kuliah di tempat yang berbeda. Masing-masing mereka juga masih ngeband, tapi dengan aliran yang sama sekali berbeda dengan yang mereka anut sekarang.


“Saya sempat ngeband dengan orang lain dan memainkan musik rock n’roll. Ketika ingin mengeksplorasi sisi musikalitas yang lain, saya sudah punya gambaran musik apa yang saya ingin mainkan.” Repet Danny yang kemudian menelpon Toba Manurung, kawan ngebandnya dulu. “Toba ternyata juga sudah lama tidak ngeband, tapi masih mau. Akhirnya kami bertemu dan sepakat untuk ngeband bareng lagi,” kenang Danny. Meski sudah tidak saling berhubungan selama 3 tahun, telpon itu akhirnya membuat mereka sepakat membuat band lagi.


Dimas Arditya [drum] melengkapi formasi yang diinginkan, atas rekomendasi seorang kawan. Meski sebelumnya lebih sering bermain di band metal, ketika mencoba jamming bareng, ternyata Dimas merasa ada kecocokan. “Mainnya asyik dan ketukannya menurut kami sangat british rock. Akhirnya Dimas kita ajak gabung juga,” cerita Toba, yang rela bolak-balik Bengkulu – Jakarta demi lahirnya album ini dan demi kecintaannya pada Zealspeaks.


Sebelum album, band ini sebenarnya sudah pernah membuat EP, tahun 2012 silam bertajuk The First Solitude. Meski hanya berisi tiga lagu, EP tersebut berhasil membuat pecinta musik british menoleh dan mencari tahu siapa band ini. Paling tidak Zealspeaks sudah “menabung” untuk fans dan lagu. Zealsppeaks sendiri berasal dari bahasa Inggris: Zeal artinya antusias, dan speaks artinya berbicara. Filosofinya sederhana saja: antusias bertutur untuk menyampaikan pesan  baik ke semua orang.


Lahirnya Album self titled terbaru ini juga bukan perkara mudah. Menariknya, banyak yang bilang suara vokal Danny Maretta cukup ciamik untuk di dengarkan, harmoni gitar dan feedback yang mumpuni dari Toba Manurung, dipadu dentuman drum yang melodius Dimas Arditya. Melodi gitar pada beberapa part lagu  terdengar sangat bluesy. Di beberapa lagu seperti ‘Dear Strange’ dan ‘Split Mind’ gitar yang bluesy era psychedelic generation 60an, karakter vokal yang "polos" seperti pada tahun 90'an dimana era alternative menghentak.


Band yang terbentuk 13 Februari 2012 menyorongkan 10 lagu, 8 lagu berbahasa Inggris dan 2 lagu berbahasa Indonesia. “Ada beberapa kata dan kalimat, yang lebih mudah jika menggunakan bahasa Inggris. Kemudian kami juga ingin pesan yang kami sampaikan lebih meluas ke banyak pendengar,” celetuk Danny yang bertanggungjawab pada semua urusan penulisan lirik. “Untuk lirik memang saya yang membuat, tapi aransemen kita olah bersama-sama untuk menemukan titik temu atau benang merahnya,” imbuh vokalis berkacamata ini kalem.


Sebagai jembatan pengantar sebelum lahir album, Zealspeaks sebelumnya sudah merilis 2 tunggalan, ‘Split of Mind’ dan ‘Televisi Mimpi’. Dua lagu yang juga masuk dalam list lagu di album debutnya ini. Respon yang cukup bagus, membat Zealspeaks cukup pede untuk merilis album utuh. “Banyak yang menyebut kami berada di jalur indie rock, apapun itu, kami hanya ingin menawarkan alternative musik kepada pendengar. Kalau kemudian tidak ikut trend yang sedang booming, itu adalah bagian dari independensi musikal yang kami usung,” tegas Danny.


Dan inilah Zealspeaks  yang sedang meretas jalan popularitas dengan album utuhnya. Seperti kata Julius Pour, seorang penulis terkenal: “Musisi tanpa karya, seperti raja tanpa mahkota.”  Zealspeaks boleh merasa bangga tanpa jemawa, mereka kini sudah memakai mahkota itu.

populerRelated Article