‘Gempuran’ Mobil Listrik China, Pengguna SPKLU Meningkat 5 Kali Lipat
SPKLU milik PLN (Foto: Uzone.id)
Uzone.id - PT PLN (Persero) mengungkapkan, pengguna Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) meningkat drastis dalam satu tahun terakhir. Peningkatan ini terlihat dari jumlah transaksi yang semakin banyak. Penyebabnya dikatakan karena ramainya mobil listrik keluaran China yang mulai mendominasi.
Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN mengatakan pengguna SPKLU akan semakin ramai di tahun depan. Hal ini memicu PLN untuk semakin menambah fasilitas tersebut untuk mencukupi kebutuhan pengguna mobil listrik yang semakin ramai."Kami melihat bahwa jumlah transaksi di SPKLU, stasiun pengisian kendaraan listrik umum kami itu meningkat lima kali lipat per tahun," ujar Darmawan Prasodjo dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
"Maka di tahun 2025 ini, kami sudah agak gemetaran ini. Kalau meningkat lima kali lipat, kami sudah siap-siap memasang SPKLU di rest area dan sekitarnya," lanjut Darmawan.
Menurutnya peningkatan pengguna SPKLU milik PLN disebabkan populasi mobil China yang semakin ramai belakangan ini. Darmawan pun menyoroti salah satu merek yang populasi mobil listriknya meningkat cukup drastis di Indonesia.
"Penjualan listrik SPKLU juga meningkat lima kali lipat, dan kami melihat ada satu merek dari China, mobil listrik. Penjualannya kencang sekali selama beberapa bulan ini, sehingga jumlah moil listrik meningkatnya drastis sekali, sehingga kami untuk antisipasi Lebaran ini sudah kami siapkan dari sekarang," jelasnya.
Darmawan menegaskan PLN akan terus mendirikan lebih banyak SPKLU di Indonesia, berkaca dari meningkatnya pengguna dalam satu tahun terakhir. Dengan demikian, diharapkan tidak ada antrean panjang saat pengguna mobil listrik hendak mengisi daya.
"Karena kalau tidak, nanti akan terjadi antrean luar biasa dan kami untuk itu sudah melakukan antisipasi," pungkasnya.
Berdasarkan data dari pln, peningkatan transaksi di SPKLU PLN terhitung sejak Lebaran 2023 tercatat sebesar 2.500 transaksi. Sedangkan pada Lebaran 2024 jumlah transaksi meningkat 5 kali lipat menjadi 12.600 transkasi.
Diprediksi pada Lebaran 2025 nanti, angka tersebut mengalami peningkatan yang bisa mencapai 64.600 transaksi.