Gojek Ditolak Lagi di Filipina, Ini Alasannya
-
(Ilustrasi Gojek)
Uzone.id -- Perusahaan teknologi Gojek berupaya mengajukan banding ke pihak pemerintah Filipina mengenai izin beroperasi di Manila, namun lagi-lagi ditolak. Gara-gara apa, ya?Lembaga transportasi Filipina (Land Transportation Franchising and Regulatory Board/LTFRB) lagi-lagi menolak permintaan Gojek dengan alasan yang kurang lebih sama dengan penolakan pertama, yakni kriteria kepemilikan lokal.
“Mereka [Gojek] mengajukan mosi untuk pertimbangan ulang, tapi gagal memenuhi syarat kepemilikan Filipina,” ucap Chairman LTFRB, Martin Delgra kepada kantor berita Reuters.
Juru bicara Gojek mengaku perusahaannya kecewa dan akan mencari opsi lain.
Ini bukan pertama kalinya Gojek berusaha agar permohonan operasional di Manila dapat diterima oleh pihak pemerintah setempat.
Baca juga: Gojek Dilarang Beroperasi di Filipina
Gojek pertama kali mengajukan izin operasi di Manila pada Agustus 2018 melalui perusahaan jaringan transportasi bernama Velox Technology Philippines, entitas yang menaungi Gojek di Asia Tenggara.
Sayangnya, sebagian besar pemegang saham Velox ternyata berasal dari orang luar Filipina. Lebih tepatnya, nyaris 99 persen berasal dari Singapura.
Aturan yang berlaku di Filipina adalah minimal saham perusahaan dimiliki oleh individu atau entitas lokal sebanyak 60 persen. Maka, pada awal Januari 2019 permintaan Gojek itu ditolak oleh LTFRB.
Jika Gojek berhasil masuk ke pasar Manila, maka perusahaan besutan Nadiem Makarim ini akan berhadapan dengan Grab yang telah mendominasi pangsa pasar layanan transportasi online di sana.
Baca juga: Sekarang Bisa Tagih Utang Teman Lewat Chat di Aplikasi Gojek
Gojek memang lagi gencar melakukan ekspansi layanan ke luar Indonesia. Sejauh ini, Gojek telah beroperasi di Thailand, Vietnam, dan Singapura. Perusahaan teknologi ini sampai mengucurkan dana sekitar US$500 juta atau setara Rp7,1 triliun untuk mewujudkan rencana ekspansi tersebut.
Filipina menjadi negara ke-empat yang menjadi target pasar Gojek, namun tampaknya perusahaan yang bermarkas di kawasan Blok M, Jakarta Selatan ini harus bersabar lagi dalam bersiasat mengajukan izin di Manila.