icon-category Music

Google Kenalkan YouTube Music

  • 18 May 2018 WIB
Bagikan :

YouTube Music akan segera diluncurkan oleh perusahaan induk Google, Alphabet Inc. Terlihat dari namanya, layanan yang disediakan YouTube itu akan menyediakan musik secara streaming selayaknya Spotify.

Di tengah persaingan ketat di bisnis aplikasi musik streaming, YouTube percaya bahwa situs berbagi video gratisnya selalu menjadi destinasi musik tanpa batas pengguna internet. Oleh karena itu, Alphabet mencoba untuk memonetisasi layanan musik di platformnya.

"Ketika Anda bertanya kepada pengguna kami bagaimana mereka mengonsumsi musik, kami selalu disebutkan tetapi sering kali ada layanan streaming lain kemudian YouTube. Mereka memiliki beberapa aplikasi," kata Lyor Cohen, mantan eksekutif industri musik yang telah menjadi kepala musik untuk YouTube dan Google sejak 2016.

YouTube Music akan diluncurkan dengan konsep audio seperti halnya Spotify atau Apple Music. Aplikasi ini juga akan menawarkan musik berdasarkan kebiasaan penggunanya.

Akan ada pilihan untuk menikmati aplikasi ini yaitu berbayar dan gratis. Versi premiumnya yang ditawarkan senilai US$9.99 atau sekitar Rp 140 ribu (dengan kurs Rp14.000/dolar) memungkinkan pengguna menikmati musik tanpa iklan dan menyimpan musik secara offline.

YouTube telah lama memiliki hubungan yang kontroversial dengan industri musik. Menurut Federasi Industri Phonografi Internasional (IFPI). Platform streaming video ini menyumbang dua kali lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik dari semua layanan streaming audio berbayar ketika digabungkan.

Lagu "Despacito" milik Luis Fonsi dan Daddy Yankee misalnya telah mencapai 5 miliar view di April di di YouTube. Video Gangnam Style juga mencapai 3 miliar view sejak diunggah 5 tahun silam.

Sayangnya, IFPI mencatat bahwa upah yang diterima artis dan label sangat minim jika dibandingkan dengan layanan streaming musik lain.

Artis dan label hanya menerima US$1 per tahun dari YouTube sementara Spotify bisa memberikan US$20 setahun per pelanggan.

Spotify tidak pernah melaporkan laba dalam 10 tahun eksistensinya. Google tidak mengungkapkan hasil YouTube.

Sementara itu, para analis tidak yakin apakah bisnis streaming musik ini menguntungkan. Namun, mereka memprediksi industri ini akan menyumbang 10 persen hingga 18 persen dari pendapatan Alphabet yang mencapai US$134 miliar tahun ini.

Label musik telah mendesak berbagai unit Alphabet untuk berbuat lebih banyak agar pengguna membayar layanan musik mereka.

Sayangnya, usaha Alphabet tidak memperoleh daya tarik besar dibanding saingannya di masa lalu.

Google pernah memperluas Google Play Music pada 2013 untuk menyertakan layanan streaming musik "all-access" on-demand seharga US$ 9,99 per bulan.

Pada 2014, mereka juga memperkenalkan Music Key dengan kemampuan streaming video musik bebas iklan dari label tertentu di YouTube dan musik dari Google Play.

Lantas layanan itu diluncurkan kembali pada 2015 sebagai YouTube Red dengan memperluas akses bebas iklan dan offline ke semua video YouTube seharga US$ 9,99 per bulan. Langganan Red juga termasuk akses ke seri video dan film original YouTube.

YouTube Music diluncurkan pada 2015 sebagai aplikasi untuk menonton (atau hanya mendengarkan) video musik. Versi gratisnya yang bercampur iklan bisa diakses siapapun, sementara pelanggan Red mendapat fitur tambahan seperti musik yang bisa terus diputar bahkan jika pengguna mengklik aplikasi lain.

Di antara perubahan yang mulai diluncurkan Selasa pekan depan, YouTube Red akan berganti merek menjadi YouTube Premium dan biaya US$ 11,99 per bulan.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Youtube Google spotify 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini