Grace Joselini, Mantan Puteri Indonesia yang Jadi Dokter Timnas
Dokter Timnas Wanita Indonesia, Grace Joselini Corlesa Setiawan yang memiliki wajah cantik ternyata merupakan mantan finalis Puteri Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) 2009. Kala itu Grace Joselini berhasil menyabet predikat sebagai Puteri Favorit Kepulauan Kalimantan.
Nama Grace Joselini memang sempat menarik banyak perhatian publik saat Asian Games 2018 yang berlangsung Agustus-September lalu. Di ajang pertandingan olahraga bergengsi tersebut tak hanya menghasilkan para atlet idola baru masyarakat Indonesia, tapi juga para sosok di baliknya.Nah, salah satunya tim dokter yang tak pernah lelah memastikan para atlet berlaga dalam kondisi yang fit, termasuk Grace Joselini.
Dokter yang dipercaya memegang para srikandi Merah Putih cabang sepakbola wanita ini namanya turut melambung, karena paras ayunya yang bikin warganet salah fokus.
Lalu apa yang membuat perempuan kelahiran 20 Desember 1984 ini memilih menjadi dokter?
"Saya memang cita-cita dari kecil ingin jadi dokter. Ketika ikut Puteri Indonesia saya memang sedang menjalani Co-Ass," ujar dr Grace Joselini di sela-sela temu media beberapa waktu lalu.
Hobinya bermain bola basket pun membuatnya mengambil spesialisasi kedokteran olahraga. Grace Joselini mengaku lebih senang berada di lapangan dibandingkan di balik meja konsultasi.
Keterlibatannya dalam mengurus timnas wanita Indonesia pun berawal dari rekomendasi seniornya yang telah lebih dulu mengurusi timnas U16. Ibu dari dua anak ini tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, karena bisa berkontribusi dalam perhelatan olahraga berskala Internasional.
"Awalnya saya memang tidak begitu suka dengan sepakbola karena saya lebih ke basket. Tapi ketika menjadi dokter timnas wanita saya jadi jatuh hati dengan bidang olahraga ini. Sedikit banyak saya sudah mengerti mengenai aturan permainan sepakbola," ujarnya.
Mengemban tanggung jawab sebagai Dokter Timnas Wanita Indonesia membuat dr Grace Joselini harus siap menghadapi segala tantangan yang mungkin terjadi di kala latihan hingga pertandingan. Salah satunya mengenai keterbatasan alat yang kurang lengkap di lapangan.
Berdasarkan pengalamannya kemarin, dokter atlet dituntut untuk sigap memberikan penanganan meski peralatan yang terbatas dan waktu yang sangat ketat.
"Kalau di rumah sakit kan peralatan medis cenderung lengkap. Nah di lapangan kita harus putar otak karena tidak semua alat bisa di bawa ke lapangan. Jadi, harus kreatif namun penanganan tetap sesuai standar medis. Apalagi setiap olahraga kan risiko cideranya berbeda jadi memang tantangan sekali," terang Garce Joselini panjang lebar.
Tak hanya menangani cedera pemain, Grace Joselini mengaku memiliki tugas lain, yakni mengontrol asupan gizi sehari-hari para Timnas Wanita Indonesia. Menurut Grace Joselini, asupan yang dikonsumsi para pemain turut mempengaruhi performa mereka ketika berada di lapangan.
"Saya lebih ke ngecek gizi yang masuk ke mereka apa saja. Menu yang mereka makan saya rembukan dulu sama chef. Begitu juga tidurnya itu saya atur, karena pola tidur sangat berpengaruh sama tingkat konsentrasi mereka di lapangan," cerita Grace Joselini.
Jadwal latihan persiapan tim timnas sebelum Asian Games memang berlangsung lama. Hal ini kerap membuat dr Grace Joselini terpisah dengan suami dan kedua anaknya dalam waktu yang cukup lama.
Beruntung ia mendapat dukungan dari keluarga yang membuatnya tetap semangat meski harus menanggung rindu berkumpul dengan suami dan buah hati.
"Suami saya juga dokter. Jadi dia tahu sekali tanggung jawab seorang dokter itu gimana. Dan karena ini mengurusi salah satu bidang olahraga, dia sangat support. Tidak mempersoalkan waktu atau kesibukan saya," jelas dr Grace Joselini bangga.
Setelah perhelatan Asian Games 2018 selesai, ia tak menampik kini jadi kebanjiran job sebagai pembicara di acara kesehatan. Grace Joselini pun bersyukur bisa kembali membagi ilmunya ke masyarakat.
"Saya senang sekali, karena bisa menginspirasi masyarakat untuk hidup sehat. Apalagi sekarang semakin banyak penyakit tidak menular sehingga profesi saya bisa berkontribusi untuk menurunkan kasus penyakit tersebut salah satunya lewat edukasi," terangnya.
Itulah kisah menginspirasi mantan Puteri Indonesia Kalimantan Timur 2009, Grace Joselini, yang kini menjadi dokter Timnas Wanita Indonesia.