Harga Barang yang Berpotensi Naik Akibat Rupiah Melemah
Nilai tukar rupiah yang bergerak melemah hingga menembus Rp14.920 per dolar AS berpotensi mengerek harga sejumlah barang. Kenaikan harga terutama terjadi pada produk yang diimpor maupun yang menggunakan bahan baku impor.
Ketua Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menjelaskan pelemahan rupiah tak akan berdampak pada kenaikan harga barang ritel dalam waktu dekat. Pasalnya, mayoritas barang ritel saat ini merupakan produk domestik.
"Saat ini produsen masih menggunakan stok barang 3-4 bulan lalu. Selagi produsen tidak menaikkan harga, kami tidak akan menaikkan harga," ujar Roy kepada CNNIndonesia.com, Selasa (4/9).
Lihat juga:Rupiah Makin Liar, Tembus Rp14.920 per Dolar AS |
Kendati demikian, menurut Roy, kenaikan harga barang kemungkinan bakal terjadi pada semester dua. Saat itu, peritel kemungkinan sudah memperbarui stok barang yang harganya berpotensi mengalami penyesuaian akibat harga bahan baku yang naik seiring pelemahan dolar AS.
"Saat ini sebagian besar peritel itu produknya lokal sesuai aturan Menteri Perdagangan sekitar 80 persen, maksimal produk impor hanya 20 persen. Kecuali peritel yang single brand store atau stand alone brand store," terang Roy.
Lihat juga:Dolar AS 'Mengamuk' Terhadap Sejumlah Mata Uang |
Perkiraan barang-barang yang akan mengalami kenaikan harga di semester 2 karena bahan bakunya masih diimpor, antara lain:
1. Beras
2. Gula Pasir
3. Daging sapi
4. Mentega dan Susu
5. Kosmetik
6. Obat
7. Handphone
8. Elektronik