Harta Zuckerberg Melorot Rp103 T Gara-gara Facebook Diboikot Brand
-
(Foto: Facebook Mark Zuckerberg)
Uzone.id -- Kekayaan Mark Zuckerberg mendadak berkurang USD7,2 miliar atau setara Rp103 triliun akibat keputusan kebanyakan brand yang memboikot platformnya untuk beriklan secara digital.Setelah sejumlah perusahaan internasional seperti Unilever, Coca-Cola Company, Hershey Co., hingga Verizon menghentikan anggaran untuk iklan digital di Facebook, saham jejaring sosial raksasa itu langsung anjlok dari 7 persen sampai 8,3 persen pada Jumat kemarin (26/6).
Mengutip Bloomberg, penurunan harga saham Facebook seakan melenyapkan USD56 miliar atau setara Rp803 triliun dari nilai pasar Facebook dan semakin bikin anjlok kekayaan bersih Zuckerberg menjadi USD82,3 miliar atau sekitar Rp1.181 triliun.
Gara-gara ini, gelar Zuckerberg sebagai orang terkaya ketiga di dunia jadi terusik. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, anjloknya kekayaan Zuckerberg ini membuatnya turun peringkat menjadi orang keempat terkaya di dunia.
Baca juga: Coca-Cola Company Tunda Pasang Iklan Digital di Facebook
Sementara peringkat ketiga orang paling kaya di dunia sekarang ditempati oleh bos brand fesyen Louis Vuitton, Bernard Arnault.
Di peringkat pertama dan kedua masih ditempati oleh Jeff Bezos dan Bill Gates.
Diketahui, boikot yang dilakukan oleh sejumlah brand ini berasal dari kampanye online bertajuk “Stop Hate for Profit” yang menggema di Amerika Serikat.
Pada dasarnya, kampanye tersebut mengajak para brand internasional yang terbiasa mengeluarkan anggaran untuk beriklan di media sosial besar, khususnya Facebook, agar menunda aktivitas beriklan pada Juli mendatang. Secara halusnya, mereka meminta solidaritas para brand agar tidak beriklan di Facebook.
Baca juga: Unilever Turut Boikot Pasang Iklan di Facebook, Ada Apa?
Para aktivis merasa Facebook sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan platform raksasa, belum cukup bijak dalam menyikapi peristiwa rasisme yang terjadi di AS.
“Mereka [Facebook] membiarkan hasutan terhadap kekerasan yang melawan para demonstran yang berjuang demi keadilan isu rasial di Amerika setelah kasus George Floyd, Breonna Taylor, Tony McDade, Ahmaud Arbery, Rayshard Brooks, dan masih banyak lagi,” tulis situs stophateforprofit.org.
Dari sini, Facebook dianggap menutup mata terhadap penindasan yang dialami para pejuang keadilan sosial dan rasial di AS.
“Apakah Facebook bisa melindungi dan mendukung pengguna kulit hitam? Bisakah Facebook menyebut penyangkalan Holocaust sebagai kebencian? Bisakah Facebook membantu bersuara? Mereka tentu bisa. Tapi mereka secara aktif memilih untuk tidak melakukannya. 99 persen pendapatan USD 70 miliar Facebook berasal dari iklan. Sekarang para pengiklan akan mendukung siapa? Mari beri pesan kuat untuk Facebook: keuntunganmu tidak akan pernah sepadan dengan mempromosikan kebencian, kefanatikan, rasisme, antisemitisme, dan kekerasan,” begitu tulisan di dalam situs kampanye tersebut.