Hooters Tutup Karena Pria Milenial Tak Lagi Suka Payudara
Awalnya konsep Breastaurant seperti restoran Hooters mungkin menarik perhatian kaum pria. Bagaimana tidak, payudara dan lekuk tubuh perempuan yang ditonjolkan membuat hati kaum pria berdebar.
Hooters, sebuah nama restoran yang mungkin tidak dapat kita lupakan begitu saja. Restoran waralaba asal Amerika Serikat itu memang identik dengan pramusaji berpakaian minim.
Pramusaji di Hooters memang identik dengan tanktop yang cukup ketat dan hot pants. Hal itu memang menjadi daya tarik yang dikonsepkan oleh restoran tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, kiprah dan konsep breastaurant ala Hooters pun dipertanyakan efektivitasnya. Dilansir dari Food Beast, sejumlah restoran yang berpusat di Clearwater, Floria itu justru harus menutup beberapa restorannya karena tidak dapat menarik banyak konsumen.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh PornHub, belakangan ini telah terjadi pergeseran signifikan dalam sejarah pencarian makanan manusia di seluruh Amerika. Penelitian mereka dilakukan kepada 1000 pria yang terdiri dari kaum milenial dan dewasa.
Yang mengejutkan adalah adanya fakta bahwa pada pria berusia 18-24 tahun hanya 19 persen yang tertarik dengan payudara perempuan. Sementara di usia 55-64 persen, hanya sekitar 17 persen yang tertarik untuk mencari payudara perempuan secara online.
Hal tersebut tentu menjadi pergeseran yang siginifikan karena pria dinilai telah berpikiran terbuka dan tidak lagi melihat perempuan sebagai objek.
Lihat juga:Cerita Buka-bukaan Pramusaji Hooters Jakarta |
Fakta ini nyatanya cukup mengganggu Hooters. Hooters dinilai terganggu dengan perubahan tren terkini karena telah menyebabkan sejumlah cabang restoran tersebut tutup di sejumlah lokasi sejak 2012. Pihak restoran pun disebut harus berjuang untuk bertahan untuk bisa bertahan di pasar makanan.
Dengan kata lain, konsep breastaurants dinilai tidak lagi menarik bagi sebagian besar kaum pria milenial Amerika Serikat.