Huawei Mate 30 Pro Tak Dijual Bebas
Huawei secara resmi merilis ponsel Mate 30 pro di Indonesia, pekan lalu. Namun, Mate 30 Pro menjadi ponsel pertama yang hadir tanpa google mobile service (GMS).
Huawei mengakui hal itu menjadi tantangan tersendiri dari ponsel pabrikan asal Cina tersebut. Terutama, dalam memasarkan di pasar Indonesia. Itu sebabnya, Huawei tidak menjual bebas Mate 30 Pro.
“Semacam briefing ke konsumen. Jadi kita tak mau konsumen membeli kucing dalam karung, dalam kondisi seperti ini,” kata Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group, Lo Khing Seng dalam peluncuran Huawei Mate 30 Pro di Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Huawei ingin jujur pada konsumen tentang kondisi perusahaan, sebagai imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Pengarahan itu juga ditujukan untuk menerangkan solusi sementara yang bisa ditawarkan Huawei pada konsumen atas produknya.
Huawei menyatakan perusahaannya berusaha memberikan solusi terbaik untuk kebutuhan perangkat telepon pintarnya. Meskipun tidak lagi menggunakan GMS, Huawei telah mengantisipasi dengan persiapan sangat berat. Huawei bekerja keras bisa berkolaborasi dengan aplikasi-aplikasi unggulan di Indonesia agar mau beradaptasi.
Berbeda dengan seri sebelumnya, dia mengatakan, perusahaannya tidak menganjurkan dan mengajak konsumen untuk membeli Mate 30 Pro melalui berbagai kanal iklan. Alasannya, kualitas Mate 30 Pro sangat bagus. Terkait permasalahan dengan Google, Huawei memang membuka secara transparan pada calon konsumen ihwa sampai di mana perusahaan itu telah beradaptasi.
“Kita tak mau membuat konsumen menyesal. Kita menghindari itu,” kata Lo.
Huawei Mate 30 Pro dijual di Indonesia mulai dari harga Rp 12.499.000. Harga itu lebih murah dari negara lain di Asia Tenggara. Mada pre-order mulai 15 November sampai 22 November 2019 di 15 toko terdaftar.