Sponsored
Home
/
News

Hujan Meteor Buatan Pertama Bakal Hiasi Langit Jepang di 2019

Hujan Meteor Buatan Pertama Bakal Hiasi Langit Jepang di 2019
Preview
Kustin Ayuwuragil21 November 2017
Bagikan :

Hujan meteor merupakan satu fenomena alam yang menarik untuk diamati. Selama ini, pengamat langit harus mempersiapkan banyak hal untuk bisa menikmati tontonan alam yang terbilang langka ini.

Tapi, sebentar lagi tontonan alam ini bisa dinikmati dengan mudah. Sebab, Jepang tengah menyiapkan hujan meteor buatan pertama di dunia. Hujan meteor buatan yang dinamakan Sky Canvas ini disiapkan oleh perusahaan bernama ALE.

"Ini tentu saja merupakan hari yang menyenangkan bagi perusahaan kami. Saya berharap bahwa perpaduan antara hiburan dan sains kami bisa menjadi inspirasi dan membuat orang tertarik pada eksplorasi luar angkasa, serta bidang STEM pada umumnya," kata Lena Okajima, pendiri dan CEO ALE, seperti dikutip dari Singularityhub.

Perusahaan itu akan melakukan tes besarnya akan dilaksanakan pada awal 2019 di atas kota Hiroshima, Jepang.

Alasan Hiroshima menjadi tempat percobaan ini berhubungan erat dengan sejarah mengerikan yang pernah terjadi di kota tersebut. Seperti diketahui, Hiroshima pernah dibom nuklir oleh Sekutu pada 6 Agustus 1945.

Selain itu, kota ini juga dipilih karena cuacanya yang cenderung cerah selama jadwal pengujian. Ditambah lagi, pemerintah setempat sangat mendukung pengujian tersebut.

Penduduk Hiroshima akan melihat cahaya layaknya hujan meteor berkat material yang benar-benar bergesekan di atmosfer. Dengan begitu, material tersebut akan menghasilkan cahaya di atas langit seperti layaknya hujan meteor alami.

ALE menggunakan satelit berbentuk tabung untuk mengontrol Sky Canvas yang tingginya hanya sekitar 2 kaki atau 0,6 meter. Satelit tersebut membawa pelet yang menciptakan "bintang jatuh" dan bisa dikendalikan dari jarak jauh dari tanah.

Secara teori, proses bintang jatuh dimulai ketika satelit stabil dan menunjuk ke arah yang diinginkan. Kemudian, satelit akan melepaskan satu atau beberapa pelet.

Terbang sepanjang 7,45 kilometer per detik, satelit akan mejatuhkan pelet yang akan bersentuhan dengan atmosfer dan menyala. Satelit dapat mengubah sudutnya pada Bumi dan melepaskan pelet pada interval yang berbeda.

Pelet diformulasikan secara khusus agar terlihat sangat cemerlang meski berukuran kecil. Perusahaan menggunakan berbagai campuran bahan kimia untuk menghasilkan berbagai macam warna pula.

Dalam percobaan pertamanya, ALE akan meluncurkan dua satelit. Satu akan dikirim ke orbit sekitar 400 kilometer di atas Bumi dan segera beroperasi. Yang kedua akan diluncurkan ke orbit yang lebih tinggi dan secara bertahap turun ke ketinggian operasionalnya.

Kedua satelit tersebut berisi 200-300 pelet dalam satu warna. Sistem tambahan masih akan dikembangkan di fasilitas pengujian perusahaan.

Sebelumnya, ALE telah mengembangkan sistem ini selama bertahun-tahun. Satelitnya sendiri dirancang bersama Universitas Tohoku.

Hujan meteor buatan ini akan terlihat sejauh 100 km. Namun, tes perdana ini hanya akan menampilkan satu warna karena fokus perusahaan adalah memastikan semua sistem berjalan semestinya.

Di masa depan, perusahaan memiliki rencanya untuk membuat Sky Canvas sebagai hiburan on-demand yang cocok untuk acara outdoor besar dan perayaan. Japan Airlines, yang merupakan salah satu sponsornya, bahkan berencana mengadakan penerbangan khusus sehingga penumpang bisa melihat hujan meteor buatan ini dengan lebih baik.

Berita Terkait

populerRelated Article