Indonesia Harus Jadi Pemasok Utama Mobil Listrik Dunia
Uzone.id - Indonesia punya peluang besar dengan sumber daya material pembuat baterai mobil listrik, salah satunya Nikel. Apalagi, belakangan ini disebut kebutuhan baterai EV meningkat karena dunia sedang berlomba menggunakan mobil listrik.
Di Indonesia sendiri, semakin banyak merek yang menghadirkan mobil-mobil listriknya. Sejauh ini, di Indonesia sudah ada lebih dari 32 jenis mobil listrik dari berbagai merek.Staf Khusus Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Prof Irwandy Arif mengatakan selain Indonesia, dunia juga berlomba-lomba untuk mengimplementasikan kendaraan listrik.
"Hal tersebut mengakibatkan kebutuhan baterai dunia menjadi meningkat, dan Indonesia bisa jadi pemasok utama dunia dengan sumber dayanya," ujarnya dalam acara Electric Vehicle and Battery Conference 2023 di Jakarta (21/11).
Diperkirakan kebutuhan baterai dunia meningkat sebesar 2.400 gigawatt hour (GWh) dari tahun 2023 hingga 2030, sedangkan kebutuhan baterai di Indonesia pada 2030 sebesar 108 GWh.
Untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, dibutuhkan komponen utamanya yaitu adalah nikel. Ini menjadi keuntungan untuk Indonesia karena merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
"Cadangan nikel di dunia itu 95,4 juta ton, Indonesia menyumbang sebesar 22 persen untuk cadangan nikel dunia," ujarnya.
Di sisi lain terkait kendaraan listrik Indonesia sendiri sudah memiliki capaian 100 ribu kendaraan yang digunakan hingga 23 Oktober 2023. Rinciannya adalah 74.988 unit untuk motor dan 20.414 untuk mobil. "Pada 2030 sejumlah 13 juta unit motor listrik total dan baru dan konversi," ucapnya.
Di kesempatan yang sama, Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, pihaknya akan memberkan keleluasaan bagi para investor yang ingin mengembangkan dan mempercepat elektrifikasi di Indonesia.
“Kita akan berikan karpet merah, kita tidak akan mempersulit perizinan dan lainnya. Adopsi kendaraan listrik memang harus lebih cepat agar investasi dari sisi baterai jadi makin menarik,” tutupnya.