Tipe pertama adalah mild hybrid. Disini motor listrik tidak berfungsi untuk menggerakkan kendaraan. Motor listrik hanya membantu mensuplai sedikit tenaga untuk membantu mesin konvensional.
Tipe kedua adalah full hybrid. Rangkaian teknologi hibrida bekerja secara otomomatik sesuai kondisi jalan yang dilalui. Mode hibrida yang beroperasi bisa mode seri, pararel atau elektrik penuh.
Berita Terkait:
- Risiko Biarkan Kampas Rem Motor Habis
- Kemenpora Tunggu Kabar dari Gubernur Sumsel soal MotoGP
- Kemenpora Restui Pembangunan Sirkuit MotoGP di Lido
Baca : Yuk Kenali Ragam Teknologi "Hybrid" Pada Mobil
“Biasanya motor listriknya masih disuplai oleh tenaga mesin konvensional. Kerjanya bisa bergantian antara motor listrik dan mesin konvensional,” ucap Tommy.
Tipe ketiga adalah plug in hybrid. Kendaraan ini menggunakan gabungan teknologi mesin listrik dan konvensional dengan catatan, baterai mesin listrik bisa diisi daya dari perangkat di luar kendaraan.
“Cirinya ada colokan untuk isi daya dengan listrik. Bisa dilakukan di rumah atau stasiun pengisian tenaga yang disediakan,” ucap Tommy.
Tipe keempat adalah sport hybrid. Ini adalah pengembangan teknologi hibrida untuk dunia balap seperti Le Mans atau seri balap dunia lain. Tidak hanya mengejar irit bahan bakar tapi juga peningkatan tenaga mesin dan motor listrik.
“Mobil Toyota Hybrid System (THS) di Le Mans bisa menghasilkan tenaga 500 dk dari motor listrik dan 500 dk dari mesin 2.4 L. Total 1.000 dk ini dimasukkan dalam baterai lithium ion berkapasitas besar,” ucap Tommy.