Home
/
Music

Iwan Fals Persembahkan Ibu untuk Nyai Ontosoroh

Iwan Fals Persembahkan Ibu untuk Nyai Ontosoroh

Tim10 August 2019
Bagikan :

Musisi senior Iwan Fals memberikan persembahan khusus saat tampil di acara Gala Premier 'Bumi Manusia' di Surabaya Town Square, Jawa Timur, Jumat (9/8) malam. Dia melantunkan lagu 'Ibu' yang disampaikan sebagai bentuk persembahan untuk karakter favoritnya dalam buku karya Pramoedya Ananta Toer.

"Lagu ini saya persembahkan untuk karakter favorit saya, Nyai Ontosoroh," ucapnya sembari berbicara ke arah Sha Ine Febriyanti, selaku pemeran karakter Nyai Ontosoroh di filmnya, dari atas panggung.

Saat menyanyikan lagu tersebut, Iwan tampil seorang diri sambil memainkan gitar di hadapan ribuan penonton. Setelahnya, ia pun mengajak mantan vokalis Dewa 19, Once untuk bergabung menyanyikan lagu 'Ibu Pertiwi' yang menjadi lagu tema film Bumi Manusia.

Selain penampilan Once dan Iwan Fals, Gala Premier ini juga dimeriahkan dengan gelaran karpet merah yang dihadiri para pemain film Bumi Manusia seperti Iqbaal Ramadhan, Sha Ine Febriyanti, Mawar Eva de Jongh, Donny Damara, Ayu Laksmi, Jerome Kurnia, Giorgino Abraham, serta sang Sutradara Hanung Bramantyo dan Penulis Naskah Salman Aristo.


Ada pula sejumlah bintang lain seperti para pemain film Perburuan, yang juga diadaptasi dari Pram, seperti Adipati Dolken, Ayushita, Michael Kho dan lainnya.

Nyai Ontosoroh merupakan seorang gundik yang dijual ayahnya kepada seorang pengusaha Belanda. Sejak hidup dengan pengusaha Belanda itu, perempuan bernama asli Sanikem melepaskan identitasnya dan dipanggil Nyai.

Pada saat itu, nyai dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan karena statusnya sebagai istri simpanan.

Status seorang nyai telah membuatnya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak asasi manusia sepantasnya. Nyai Ontosoroh sadar betul akan kondisi itu dan berusaha keras belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia.

Selain Nyai Ontosoroh, Bumi Manusia bercerita tentang Minke, salah satu anak pribumi yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa.

Namun Minke, selain anak seorang pesohor, juga pribumi yang pandai. Ia sangat piawai menulis.

Melihat kondisi di sekitarnya, Minke tergerak untuk memperjuangkan nasib pribumi melalui tulisan, yang menurutnya membuat suaranya tidak akan padam ditelan angin.

Melalui buku, secara hidup Pram juga menggambarkan kondisi masa kolonialisme Belanda pada saat itu. Ia memasukkan secuil demi secuil detail ke dalam tulisannya sehingga mirip dengan kondisi asli dan bisa dijadikan salah satu referensi sejarah meskipun fiktif.

Kisah tersebut diadaptasi ke dalam film yang diarahkan oleh Hanung Bramantyo, dengan menampilkan akting dari Sha Ine Febriyanti sebagai Nyai Ontosoroh, Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies, serta didukung aksi Ayu Laksmi, Donny Damara, Jerome Kurnia, Giorgino Abraham, Bryan Domani, Christian Sugiono, Ciara Brosnan, dan Hans de Krekker.

Film yang naskahnya ditulis Salman Aristo itu dijadwalkan tayang pada 15 Agustus 2019, bersamaan dengan film Perburuan yang juga diadaptasi dari karya Pram.

Berita Terkait

populerRelated Article