Jadi Decacorn, Grab Mau Bikin Layanan Mirip Traveloka
(Foto: DailySocial)
Uzone.id -- Perusahaan teknologi Grab mengumumkan valuasi perusahaannya telah mencapai angka US$10 miliar pada Maret lalu dan secara otomatis gelar “decacorn” pun berhasil dipegang. Lalu, kira-kira apa rencana Grab ke depannya, ya?Menyandang status decacorn dari unicorn tentu sebuah pencapaian, apalagi sebagai startup yang berada di kawasan Asia Tenggara. Selain persoalan prestisius, ini menjadi tanda bahwa startup di Asia Tenggara memang tumbuh secara signifikan.
Dengan valuasi perusahaan setara Rp141 triliun, hal wajar yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, mau bikin inovasi apalagi, nih?
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa setelah menyandang gelar decacorn, Grab akan fokus pada pengembangan strategi layanan.
“Decacorn itu ‘kan status kita, artinya nilai valuasi yang dinilai pasar, cuma yang lebih penting adalah strategi ke depannya. Kita mau memperkuat Grab jadi everyday super app,” ucap Ridzki saat dijumpai Uzone.id di sela acara Telkom Digisummit 2019 di Telkom Landmark Tower, Jakarta Selatan, Kamis (11/4).
Baca juga: Apa itu Decacorn, Masih yang Online-online itu?
Ridzki menjelaskan, maksud dari makna “everyday super app” adalah Grab ingin layanan yang relevan dengan masyarakat agar lebih ditingkatkan lagi.
“Kita itu sekarang ‘kan gak cuma transportasi digital aja, tapi sudah merambah ke food delivery, logistik, konten video melalui Hooq, lalu yang terbaru juga multi-connected dengan perjalanan MRT. Ke depannya mau fokus bidang lain seperti health care dan travel,” tutur Ridzki lagi.
Ditanya lebih lanjut, Ridzki menjelaskan sedikit lebih rinci mengenai rencana pengembangan layanan travel di dalam Grab.
Kurang lebih, layanan itu tampaknya akan mirip dengan layanan utama di aplikasi Traveloka, startup Indonesia yang saat ini sudah menyandang status unicorn.
Baca juga: Grab Hingga Bukalapak Gandeng Universitas Kembangkan SDM Digital
“Di tahun ini memang fokusnya mau health care dan travel. Kalau travel, itu maksudnya lebih ke booking travel gitu. Kamu mau ke mana, mau jalan-jalan ke mana, itu nanti bisa dipesan lewat Grab. Layanan pemesanan tiket begitu lah,” tutup Ridzki.
Status decacorn yang telah disandang Grab ini menandakan bahwa perusahaan yang bermarkas di Singapura ini telah satu ‘kasta’ dengan sejumlah perusahaan teknologi populer lain seperti Airbnb, Uber, SpaceX, Pinterest, hingga Didi Chuxing.
Dari daftar decacorn yang dirilis CB Insight per Januari 2019, jelas Grab saat ini menjadi perusahaan asal Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar decacorn.