Home
/
Lifestyle

Jangan Lakukan 8 Hal Ini di Depan Anak Anda!

Jangan Lakukan 8 Hal Ini di Depan Anak Anda!
Tempo14 June 2016
Bagikan :
Preview
| June 14, 2016 3:49 pm

Anak-anak adalah ‘murid’ kehidupan yang luar biasa. Mereka tak hanya belajar dari tutur kata Anda, tapi juga perbuatan Anda. “Mereka belajar tentang hidup dengan mengamati tindakan Anda,” kata Carrie Contey, seorang psikolog klinis dan ahli parenting.

Contey mencontohkan, jika Anda ingin mereka menjadi aktif, Anda tidak bisa hanya memerintahkan anak-anak Anda untuk pergi bermain sementara Anda sendiri duduk menonton televisi. “Pergi keluar bersama mereka, dan tunjukkan bahwa Anda mencintai aktivitas fisik sebanyak yang Anda harapkan dari mereka,” kata Contey.

Pendidikan dengan memberikan contoh, juga berlaku untuk hal lainnya. Begitu juga jika ingin anak tak melakukan perbuatan yang tidak Anda sukai. Berikut ini delapan hal yang sebaiknya tidak dilakukan seorang ayah di depan anak-anaknya:

Bohong putih

Anda mengebut dan seorang polisi menghentikan Anda. Kepada polisi, Anda berdalih sedang terburu-buru untuk mengantarkan anak yang sudah telat datang ke tempat lesnya. Apakah Anda pernah melakukannya?

Berbohong adalah suatu praktik lumrah dalam kehidupan orang dewasa yang Anda mungkin tidak menyadari melakukannya, kata Alyson Schafer, seorang psikoterapis dan penulis Honey, I Wrecked the Kids. Tapi berbohong di depan anak sama dengan menabung bencana di masa depan. Mengikuti contoh Anda, dia akan menganggap berbohong bukanlah masalah yang besar, bahkan tentang hal-hal besar.

Jangan katakan pada Ibu ya, Nak

Anda mampir ke restoran cepat saji untuk membeli camilan dan minuman bersoda sambil berbisik kepada anak Anda, “Jangan bilang-bilang pada ibu kita mampir ke sini ya, Nak.”

Anda mungkin berpikir ‘penipuan’ ini adalah salah satu cara membentuk ikatan emosi dengan anak dan tidak berbahaya. Tapi yang ditangkap oleh anak adalah: tidak apa-apa untuk berbohong kepada pasangan Anda, dan mengabaikan larangannya.

Candaan garing

Mungkin sedikit menyenangkan mencandai anak dan membuatnya sedikit kebingungan atau penasaran. Namun sebaiknya, pilihlah jenis candaan sesuai usianya. Misalnya, dengan menyatakan anak akan berubah menjadi pohon jeruk jika ia menelan biji jeruk.

“Kadang-kadang anak mencerna begitu saja informasi yang masuk, tanpa tahu itu sebuah candaan atau bukan,”  kata Contey. Karenanya, jelaskan kalau apa yang Anda lontarkan hanya canda semata dan bukan yang sebenarnya.

Sibuk berponsel di depan anak

Jika Anda merasa baik-baik saja memiliki anak yang sudah berponsel sebelum usia enam tahun atau piawai mamainkan tablet sebelum dia bisa berbicara lancar, teruslah bermain gadget di depan anak, kata Contey. Tapi jika Anda ingin anak Anda menyukai buku, aktif bermain, atau terampil menyusun lego, maka letakkan perangkat digital Anda ketika sedang bersama anak.

Marah-marah

Ini berlaku saat Anda berhadapan dengan siapa saja, apalagi anak. “Anak-anak cenderung percaya hal-hal buruk yang terjadi adalah kesalahan mereka,” kata Susan Newman, seorang psikolog anak dan penulis buku Parenting an Only Child. Bahkan jika Anda marah karena tim favorit Anda tak bermain sesuai harapan, anak Anda akan menganggap Anda marah tentang sesuatu yang berkaitan dengannya dan membuatnya takut.

Mengolok-olok teman

Sebaiknya, jangan mengolok-olok atau mencandai teman dengan perbuatan yang merendahkannya di depan anak, kata Newman. Anak akan memberikan cap tertentu pada yang bersangkutan dan membekas dalam benaknya. Atau lebih parah lagi, ia akan melakukan hal yang sama pada temannya dalam konteks yang tidak sama.

Membuat lelucon tentang guru masa kecil

Anda mungkin dapat mengingat satu atau dua orang guru eksentrik saat bersekolah dulu. Namun jangan mengolok-olok guru itu di depan anak Anda. “Dia akan menganggap Anda tidak menghormati orang-orang yang pernah mendidik Anda atau bahkan menirunya,” kata Schäfer.

INDAH P | MEN’S HEALTH

Berita Terkait:
populerRelated Article