Jangan Sempitkan Arti Jihad
Ramadhan merupakan bulan jihad bagi kaum Muslim. Sayangnya, banyak yang belum tuntas memahami arti jihad.
Dalam tausiyah ba'da Isya di Masjid Hubbul Wathan baru-baru ini, Ustadz Subhan Abd Acim mengatakan, banyak yang kurang tuntas memahami jihad. Jihad seolah dimaknai hanya perang angkat senjata atau qital. Padahal, jihad punya arti luas.
Menurut Ibnu Taimiyah, jihad berarti bersungguh-sungguh mencari yang disukai Allah, beramal shalib sebanyak-banyaknya, dan menjauhi perbuatan kufur dan maksiat. "Dengan begitu, Ramadhan jadi momentum jihad dan umat Islam butuh dengan itu, kata Ustadz Subhan.
Dalam kisah dari riwayat Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad disampaikan, ada kakak adik yang ingin berislam. Mereka lalu ditampung Thalhah bin Ubaidillah. Sang kakak merupakan ahli ibadah yang luar biasa dan syahid dalam perang.
Sementara sang adik diberi usia lebih panjang satu tahun dari sang kakak oleh Allah. Thalhah kemudian bermimpi kedua adik kakak itu. Dalam mimpi Thalhah, sang adik lebih dulu dipanggil masuk surga, padahal ia mati di atas tempat tidur.
Thalhah lalu bertanya kepada Rasulullah mengapa demikian. Rasulullah menyatakan, dengan usia lebih panjang setahun, sang adik diberi karunia oleh Allah untuk bertemu kembali dengan Ramadhan dan ia beribadah sepanjang tahun itu.
"Dimana kita melihat jihad tidak selalu qital. Nikmat bertemu Ramadhan itu luar biasa, kita dijamu kebaikan," kata Ustadz Subhan.
Karena itu, ia mengajak umat Islam mendekat kepada Allah. Karena Ramadhan adalah jalan untuk lebih dekat pada Allah.
Dalam kitab Fiqh Sunnah, lambang berpuasa adalah bersungguh-sungguh (jihad) melawan malas. Maka semakin banyak berbuat kebaikan, makin banyak balasan dari Allah.
Berita Terkait
- Ini Makna Jihad Sesungguhnya Menurut Zakir Naik
- Pangkostrad: Tidak Ada yang Mengganggu Agama Kita
- Only Islamic jihad frightened the West: Observer