Sponsored
Home
/
Automotive

Jatuh Cinta dan Mimpi Punya Harley-Davidson

Jatuh Cinta dan Mimpi Punya Harley-Davidson
Preview
Otomania23 September 2016
Bagikan :
Preview


Siapa tidak kenal merek motor Harley-Davidson (HD). Produsen sepeda motor asal Amerika Serikat (AS) tersebut, sudah menjadi legenda di dunia otomotif, terutama roda dua dan memiliki penggemar di seluruh dunia.

Tapi siapa sangka, saat ini ada orang Indonesia yang bekerja dan berkarya di fasilitas perakitan HD di Amerika Serikat.

Boyke P Soerianata nama putra bangsa itu. Saat ini Boyke menjabat sebagai Master Technician di HD Company Motorcycles wilayah Northern California.

Posisinya ini cukup penting karena Boyke menjadi ahli mesin, yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan mesin-mesin HD yang memiliki kapasitas besar.

Bagaimana ia bisa sampai di negeri Paman Sam dan bekerja untuk HD?

Berita Terkait:

Preview


Perkenalan Boyke pada dunia motor terutama HD sudah dimulai semenjak kecil. Pamannya memiliki Harley lawas dan setiap hari menyuruhnya untuk membantu membersihkan motornya tersebut. Darah otomotif memang mengalir di keluarga Boyke, ayahnya juga penggemar motor dan sempat berkecimpung di Motorcross Bandung Club.

Perkenalannya dengan HD ini membuatnya mencintai American Style dan bermimpi untuk memiliki motor Harley miliknya sendiri. Beragam pernak pernik Harley ia kumpulkan dan menjadikan beberapa dedengkot motor Harley Indonesia jadi panutannya.

Salah satunya adalah Indro Warkop yang menurutnya tampak keren dalam balutan apparel asli khas Harley yang saat itu sangat susah didapatkan.

“Dalam hati saya berjanji, saya tidak mau punya motor selain motor pertama saya harus Harley Davidson,” ucap Boyke kala itu.

Janji ini terus ia pegang hingga ia lulus SMA dan memutuskan mencoba untuk jadi penerbang. Saat itu gengsi menjadi pilot sudah pasti memiliki penghasilan untuk membeli HD. Namun ternyata nasib berkata lain.

“Saat itu saya mendaftar masuk AKABRI dan sudah lulus tes demi tes, sampai pada ujian akhir, gagal. Akhirnya banting stir masuk ke sekolah perhotelan di Bandung,” ujar Boyke.

Sekolah perhotelan jelas jauh dari jalur menjadi seorang teknisi di perusahaan sekelas HD. Namun ternyata di sinilah titik perubahan perjalanan hidup Boyke bekerja di HD.

Simak lanjutan ceritanya di artikel berikut.

Penulis: Setyo Adi Nugroho
Editor: Azwar Ferdian
Copyright Kompas.com
populerRelated Article