Jejak Perseteruan Lorenzo: Rossi, Dovizioso, Hingga Marquez
Jorge Lorenzo akan menjajal tim ketiganya di ajang MotoGP pada 2019 mendatang. Namun, pertikaian ketiga dalam kariernya sudah mulai tercium dari pengujung musim ini.
Lorenzo datang ke Yamaha pada MotoGP 2008 dengan status sebagai salah satu pebalap muda terbaik. Ia langsung bisa tampil kompetitif dan akhirnya mampu jadi juara dunia MotoGP 2010.
Lihat juga:Pemain Persib Bandung Tabur Bunga untuk Haringga |
Lorenzo sendiri akhirnya mampu mengungguli Rossi lewat kemenangan di seri terakhir. Meski terhitung lebih muda, Lorenzo tak gentar untuk perang kata dengan Rossi, terlebih karena ia menyadari Rossi sempat menyeberang ke Ducati selama dua musim.
Preview |
"Jelas bahwa ada pebalap yang lebih muda dan lebih cepat darinya. Statistik menunjukkan itu dan hal tersebut tentunya membuat ia sedikit frustrasi karena tak bisa memiliki level kecepatan yang sama. Mungkin inilah kesempatan terakhirnya untuk bisa jadi juara dunia."
"Dia kehilangan kesempatan untuk memenangkan gelar juara dunia ke-10 dan tentunya hal itu sulit diterima," kata Lorenzo selepas MotoGP Valencia seperti dikutip dari Marca.
Perang Kata dengan Dovizioso
Lorenzo membuat keputusan besar dengan bergabung ke Ducati pada MotoGP 2017. Ducati belum punya pebalap andalan yang bisa memaksimalkan motor sehingga Lorenzo menerima bayaran termahal saat itu.
Kedatangan Lorenzo di Ducati tak berjalan mulus. Ia tak mampu tampil menggigit di musim awal sedangkan Andrea Dovizioso justru mampu jadi runner up.
Situasi yang berbalik itu yang kemudian memunculkan tensi panas di antara keduanya pada MotoGP 2018, terutama di pertengahan musim saat Lorenzo juga sudah mampu memenangkan seri MotoGP bersama Ducati.
"Dia memenangkan dua seri. Namun, memenangkan dua seri tidak menyelesaikan masalah selama 1,5 musim. Lorenzo tidak dikontrak untuk memenangkan dua seri," kata Dovizioso.
Preview |
Lorenzo tidak tinggal diam dan langsung memberikan respons pada serangan Dovizioso.
"Dia coba merendahkan apa yang saya dapat atau sekadar menyerang saya. Seperti yang kalian lihat. Kini dia mengatakan metode saya tidak bagus menurutnya. Saya rasa metode saya tidak terlalu buruk. Saya memenangkan tiga titel juara dunia MotoGP dan meraih 46 kemenangan seri."
"Saya mungkin harus melihat metode miliknya di musim terbaiknya, dengan segala hal berjalan sempurna, ia hanya ada di posisi kedua. Di samping itu, dia biasanya ada di posisi keempat atau ketujuh," tutur Lorenzo mengeluarkan kalimat sindiran seperti dikutip dari Motorsport.
Memulai Pertarungan dengan Marquez
Sejak memastikan pindah ke Honda untuk MotoGP 2019, sudah banyak pihak yang meramalkan rivalitas Lorenzo dan Marquez bakal terjadi di musim depan. Namun sebelum mereka menunggangi motor yang sama, Lorenzo dan Marquez sudah berselisih paham.
Di MotoGP Aragon, Lorenzo menganggap Marquez sengaja melebar untuk menutup jalur dirinya sehingga pebalap lain punya kesempatan untuk menyusul dirinya.
Preview |
"Dia melakukan gerakan licik karena dia ingin 4-5 pebalap untuk menyusul saya. Sayangnya, saya kecelakaan dan mengalami cedera pada jari kaki. Saya mengalami retakan kecil pada kaki dan saya tak tahu apakah saya bisa berlomba di Thailand," kata Lorenzo.
Dalam kariernya, Lorenzo sudah berpengalaman dalam menjalani konflik, baik saat menghadapi pebalap veteran macam Rossi dan pebalap seumuran seperti Dovizioso. Bila benar-bener berseteru melawan Marquez sepanjang musim depan, maka ini akan jadi pengalaman baru untuk Lorenzo.
Seri MotoGP 2018 berikutnya adalah MotoGP Thailand pada 7 Oktober mendatang. Balapan MotoGP Thailand bisa disaksikan lewat live streaming di CNNIndonesia.com.