Home
/
Music

John Lennon, Talenta di Balik Disleksia

John Lennon, Talenta di Balik Disleksia

Yudha Manggala P Putra11 October 2017
Bagikan :

John Lennon merupakan penyanyi dan penulis legendaris yang hingga saat ini menjadi salah satu inspirasi bagi musisi seluruh dunia. Pendiri dan pentolan The Beatles ini juga membawa pengaruh pada banyak generasi pecinta musik dan perdamaian.

Namun sangat sedikit yang menyadari, di balik popularitasnya, terselip perjuangan Lennon atas penyakit disleksia yang diidap sejak kecil. Talenta musik dan karakter Lennon tidak akan terbentuk tanpa perjuangannya melawan disleksia.

Disleksia adalah suatu gangguan proses belajar, di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Umumnya gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat, dan sebaliknya.

Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, Inggris. Lennon tumbuh besar di dalam perawatan bibinya, Mimi. Sejak kecil ia sudah kehilangan sosok kedua orang tuanya. Ayahnya Fred Lennon saat itu sedang bertugas di tengah laut, ibunya Julia merasa tak sanggup mengurus John seorang diri.  

Dengan absennya kedua orang tua John, banyak tetangganya yang  mengajak John bermain teka-teki silang dan membaca sastra. Namun John lebih suka mengunjungi ibunya dan mendengarkan rekaman musik rock n'roll.

Ia senang mendengarkan musisi legendaris seperti Buddy Holly dan Elvis. Namun disleksia membuat John sulit mengingat lirik yang sangat dicintainya. Hingga akhirnya ia merangkai sendiri kata-kata dari lagu yang nyanyikan. Dari situlah bakat John dalam dunia musik mulai terasah. Ia menerima gitar pertamanya dari ibunya pada usia 16 tahun.

Dalam mengeja, John mengalami kesulitan di sekolah. Secara keseluruhan nilainya rendah. Namun John unggul dalam kelas seni saat sekolah di Quarry Bank High School. Gurunya mengeluhkan sikap John yang dianggap suka membuat onar di kelas. Karena disleksia, Lennon mengalami kesulitan berkonsentrasi dan beralih untuk menulis musik.

Lennon gagal dalam ujian pendidikan umum, namun diterima di Liverpool College of Art dengan arahan kepala sekolah dan bibinya. Perilaku buruk Lennon berlanjut sampai perguruan tinggi dan dia diusir sebelum lulus. "Permainan gitarmu sangat bagus, John, tapi kamu tidak akan pernah bisa hidup dari itu," ujar bibinya memperingati John. Lennon berusaha membuktikan bahwa bibinya dan gurunya salah dan bertekad untuk memulai karier di bidang musik.

Sesaat sebelum kematian ibunya pada tahun 1957, Lennon memulai band pertamanya, 'The Quarrymen', bersama teman sekolahnya. Band ini berulang kali berganti personel dan tampil di berbagai festival dan kompetisi.

Sampai akhirnya terbentuk formasi band yang saat ini kita kenal sebagai The Beatles. Yang diisi oleh Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr sejak 1962.

The Beatles meraih popularitasnya di Hamburg, Jerman dan kembali ke London untuk merekam debut mereka 'Please Please Me.' Album yang berisi tujuh belas single ini menduduki nomor satu di tangga musik se-Inggris Raya. The Beatles langsung mendulang banyak penggemar. Dimulailah era 'Beatlemania'.

The Beatles rutin melakukan tur keliling dunia dan terus memperluas pengaruhnya. Kebesaran The Beatles terus meroket. Pada 1965, keempat personil The Beatles mendapatkan penghargaan Anggota Ordo Kerajaan Inggris oleh Ratu Elizabeth II.

"Kami lebih populer dari pada Yesus sekarang," kata Lennon dalam sebuah wawancara pada tahun 1966, yang memicu reaksi keras. The Beatles merilis dua album besar, 'Revolver' dan 'Sersan Pepper's Lonely Hearts Club Band', dan melakukan tur terakhir. Album penting 'Abbey Road' dan 'Let it Be' dirilis sebelum band ini bubar.

Setelah perpisahan antara The Beatles, Lennon terus membuat musik dengan namanya sendiri. Dia menulis dan merekam single 'Imagine', yang dengan cepat menjadi lagu kebangsaan bagi pecinta kedamaian dan harmoni di seluruh dunia. Lennon menikah dengan sesama seniman, Yoko Ono pada tahun 1969. Pasangan tersebut berkolaborasi dalam proyek musik dan kampanye perdamaian.

Lennon dan Ono menciptakan kampanye anti-perang banyak disorot media dan membuat pengaruh John Lennon semakin besar. Pasangan tersebut melakukan demonstrasi damai dan menjadi simbol sebuah aktivisme.

Pada tanggal 8 Desember 1980, seorang penggemar garis kerasnya menembak  John Lennon di depan apartemennya di New York. Dunia berkabung setelah kehilangan sebuah ikon. "John mencintai dan berdoa untuk umat manusia," ujar Ono setelah kematiannya. Meski mengalami kesulitan, Lennon lewat bakatnya bersinar lewat musik dan tulisannya. Lirik dan aktivisme indahnya tumbuh dari ketekunannya melawan disleksia.

Kata dan kreativitas sosial Lennon yang kuat adalah penghargaan yang diberikan oleh ketidakmampuan belajarnya. Dengan dorongannya yang tak tergoyahkan dan bakat tanpa henti, Lennon telah menggerakkan jutaan orang selama lebih dari 50 tahun. Dia adalah pahlawan motivasi sejati bagi komunitas disleksia.

populerRelated Article