Jokowi Pakai Sarung dan Jas Kunjungi Ponpes di Jawa Timur
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Jawa Timur, Minggu pagi, untuk kunjungan kerja di provinsi ini dan rencananya akan melanjutkan kunjungan ke Provinsi Jawa Tengah.
Presiden Jokowi yang mengenakan sarung dan jas hitam serta peci hitam bertolak dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta sekitar pukul 07.15 WIB.Presiden Jokowi dan rombongan yang menumpang Pesawat Kepresidenan RI akan bertolak menuju Bandara Internasional Djuanda Surabaya. Di Surabaya, Presiden akan berganti pesawat untuk melanjutkan perjalanan ke Sumenep, Pulau Madura.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi, antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, dan Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi SP. Demikian seperti diwartakan Antara.
Sebelumnya, sebanyak 1.000 personel pasukan gabungan dari TNI/Polri di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melakukan apel untuk pengamanan kunjungan Presiden Jokowi.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mematangkan rencana pengamanan kunjungan Kepala Negara di ujung timur Pulau Madura itu.
Pemimpin Apel Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Kav M Zulkifli berpesan agar pengawalan benar-benar diperketat.
"Jangan sampai ada celah atau kesalahan sedikit pun untuk pengawalan Presiden," ujar dia saat apel gelar pasukan pengamanan di depan Masjid Jamik Sumenep, Sabtu (7/10) sore.
Pasukan akan disiagakan di seluruh titik yang akan dilalui oleh Presiden Jokowi, mulai dari Bandara Trunojoyo dan menuju Pondok Pesantren Annuqoyah di Kecamatan Guluk-Guluk yang kemudian dilanjutkan ke Ponpes Al Amin di Kecamatan Pragaan.
"Nantinya tidak boleh ada mobil atau kendaraan yang masuk ke jalur yang akan dilewati kunjungan RI 1 dan yang bisa menghambat kelancaran," kata Zulkifli.
Berdasarkan informasi, Presiden Jokowi dijadwalkan berkunjung ke Kabupaten Sumenep pada Minggu, dengan kegiatan di Ponpes Annuqoyah Guluk-Guluk, Al Amin di Kecamatan Pragaan, Gedung Adipoday di Desa Kolor Kecamatan Kota, Gelanggang Olahraga Sumekar Ahmad Yani Panglegur, dan Ponpes Al Karimiyah.