Kabel Laut Indosat Sudah Pulih, Internet First Media Kembali Lancar
-
Ilustrasi (Foto: Leon / Unsplash)
Uzone.id - Setelah terdampak dari gangguan yang terjadi pada Sistem Komunikasi Kabel Laut Jakarta-Bangka-Batam-Singapura (SKKL B2JS) dan Jakarta-Kalimantan-Batam-Singapura (SKKL Jakabare), PT Link Net Tbk dengan brand First Media memulihkannya dengan cara menambahkan kapasitas bandwidth darurat sebesar 200 Gbps demi kenyamanan seluruh pelanggan.Dalam waktu kurang dari 1x24 jam, tepatnya pada Senin (5/4/2021) pukul 3 sore hingga Selasa (6/4) pukul 3 dini hari, First Media telah berhasil memulihkan layanan.
Seluruh pelanggan kini sudah dapat menikmati layanan internet dari First Media dengan normal kembali.
Gangguan yang terjadi pada SKKL B2JS dan Jakabare memberikan dampak terhadap layanan seluruh ISP (Internet Service Provider) di Indonesia pengguna SKKL tersebut, termasuk salah satunya Link Net.
Gangguan yang terjadi berupa penurunan kecepatan internet yang dirasakan oleh pelanggan.
BACA JUGA: Kata Pengamat Soal Kabel Laut Bifrost dan Dampaknya Bagi Ekonomi Digital RI
Sebagai perusahaan penyedia layanan Cable TV dan Fixed Broadband Internet, PT Link Net Tbk menggunakan tiga sistem kabel bawah laut ke Singapura yaitu: SKKL Jakabare milik PT Indosat Tbk, SKKL B2JS yang dioperasikan oleh PT Ketrosden Triasmitra, dan satu backup dari SKKL lain.
Penggunaan tiga SKKL ini adalah bagian dari Business Contingency Plan Link Net yang selalu disiapkan setiap tahunnya dengan tujuan agar dapat terus memberikan layanan internet yang optimal dan berkualitas bagi pelanggan, baik pelanggan residensial maupun enterprise.
Edward Sanusi, Chief of Technology & Product Officer PT Link Net Tbk memberi ketarangan kepada Uzone.id bahwa Gangguan yang dialami oleh pelanggan First Media disebabkan oleh gangguan dari faktor eksternal. Dampak tersebut juga dialami seluruh provider pengguna SKKL tersebut.
"Kami sangat menyayangkan hal ini, namun kami juga bersyukur upaya cepat yang kami lakukan untuk mengatasi dampak gangguan berhasil, sehingga layanan sudah berangsur pulih sejak dari pukul 3 sore kemarin dan seratus persen pulih pada pukul 3 dini hari ini. Kini seluruh pelanggan kami, baik segmen Residential dan Enterprise sudah dapat menikmati layanan internet kami dengan normal kembali,” tutur Edward.
Edward juga menambahkan bahwa pada saat Link Net menerima informasi mengenai gangguan yang dialami SKKL B2JS pada 1 April lalu dan akan mulai tersambung pada 15 April 2021.
Namun, Link Net masih sanggup untuk memenuhi kapasitas yang dibutuhkan karena masih ada dua SKKL yang stand by dengan kapasitas penuh.
Namun disayangkan, gangguan juga terjadi di SKKL lainnya yaitu SKKL Jakabare yang mengalami down akibat amblasnya tanah di daerah Changi, sehingga Link Net langsung menambahkan kapasitas (emergency bandwidth) sebesar 200 Gbps dari satu SKKL lain yang koneksinya masih aktif, tanpa menunggu pemulihan dari 2 SKKL yang sedang terganggu.
SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang menyatakan kepada Uzone.id pada Kamis (8/4) bahwa untuk kondisi SKKL Jakabare sudah pulih sejak 6 April 2021.
"Semua layanan sudah kembali pulih sesuai komitmen kami sebelumnya. Less than 2x24 jam sejak peristiwa sinkhole di daratan Singapora yang terjadi pada tanggal 5 April 2021)," tutur Steve.
Pakar krisis manajemen Dr. Firsan Nova dalam pernyataannya mengatakan bahwa penting bagi setiap perusahaan untuk mampu mengelola risikonya guna menghindari krisis.
“Di sini saya melihat Link Net memiliki kemampuan dalam mengatasi krisis ini, kurang dari 1x24 jam masalah gangguan kabel laut ini bisa diselesaikan. Hal ini penting dalam menjaga kepercayaan pelanggan dan stakeholders,” kata Dr. Firsan.
VIDEO Yang Harus Dilakukan Saat Ponsel Hilang, Gampang!