Karena Timnas U-19 Bukan Cuma Egy Maulana Vikri
Nama Egy Maulana Vikri menjadi buah bibir dalam beberapa bulan terakhir. Dengan usia baru 18 tahun, dia mampu berkarier di Eropa. Lechia Gdanks menjadi destinasinya terhitung untuk musim 2018/19.
Hal tersebut sesungguhnya bisa menjadi bumerang bagi Egy. Dengan populernya nama Egy, tentulah aksi gelandang kelahiran Medan, Sumatera Utara, itu jadi mudah diamati. Dan dari situ, permainannya bisa dimatikan.Itu terlihat ketika Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 bersua Jepang U-19 dalam uji tanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/3/2018). Dalam laga yang berakhir kekalahan 1-4 bagi Timnas U-19, pergerakan Egy berhasil dimatikan oleh gelandang-gelandang ‘Samurai Biru’ muda.
Namun, bagi Egy, dirinya bukanlah penentu tunggal dari setiap hasil yang diraih 'Garuda Nusantara'.
“Saya tak merasa bahwa saya itu besar. Saya sama aja dengan teman-teman saya. Semua sama. Saya tidak pernah membanggakan diri saya,” ujar Egy kepada pewarta setelah pertandingan.
“Lawan-lawan tahu gaya main saya itu bagus bagi tim karena jika mereka fokus ke saya, teman-teman bisa punya banyak ruang kosong. Teman-teman saya bisa manfaatkan itu. Mau bagaimana pun jeleknya permainan saya, jika tim menang, saya senang,” tuturnya menambahkan.
Dalam jumpa pers setelah laga, turut hadir pelatih Timnas U-19, Bima Sakti. Sang juru taktik pun mengonfirmasi penuturan Egy bahwa tidak ada pemain yang diistimewakan di tim.
Buktinya, Asnawi Mangkualam Bahar dan Nurhidayat Haris tak bermain di laga tersebut karena tidak ikut berlatih sejak Jumat (23/3/2018). Kalau berada di situasi yang sama, Egy pun tidak akan bermain melawan Jepang.
“Tim, seperti Egy bilang, bukan karena Egy saja karena nanti itu akan jadi beban buat dia. Semuanya penting. Contoh hari ini, saya tidak pasang Asnawi dan Nur, karena saya respect dengan yang lain," tutur Bima.
"Mereka tidak datang dari awal. Saya respek dengan pemain yang sudah latihan dua hari sebelumnya,” pungkasnya.