Home
/
Health

Kebanyakan Masturbasi Sebabkan Rambut Rontok, Mitos atau Fakta?

Kebanyakan Masturbasi Sebabkan Rambut Rontok, Mitos atau Fakta?

Ade Indra Kusuma15 August 2018
Bagikan :

Anda mungkin sudah mengetahui salah satu sebab rambut rontok, adalah karena bawaan genetik atau gangguan hormonal. Tapi, apakah Anda pernah mendengar jika kebanyakan ejakulasi yang disebabkan karena masturbasi juga bisa sebabkan kerontokan rambut?

Beberapa teori mengungkap, bahwa ejakulasi menyebabkan hilangnya protein yang pada gilirannya, menyebabkan rambut rontok. Yang lain mengatakan bahwa, masturbasi dapat meningkatkan hormon DHT yang bertanggung jawab atas rambut rontok dan kebotakan pria.

Jadi, apakah rambut rontok berasal dari efek masturbasi, hal ini hanya mitos atau fakta? Untuk mengetahuinya, dokter kulit di Advanced DermCare dan asosiasi profesor klinis di Yale School of Medicine, Mona Gohara, M.D., menjelaskannya untuk Anda. 

"(Sebenarnya) tidak ada korelasi ilmiah antara masturbasi dan kerontokan rambut," kata dia.

Gohara melanjutkan, seks dan ejakulasi secara umum tidak berdampak negatif pada kesehatan rambut Anda. Sebaliknya, ada sejumlah manfaat kesehatan dari masturbasi yang sudah terbukti kebenarannya, termasuk menghilangkan stres, tidur yang lebih baik, dan meningkatkan kebahagiaan.

"Rambut rontok disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan Anda. Beberapa faktor, seperti turunan dari orangtua, berada di luar kendali Anda," tambah Direktur Penelitian Kosmetik dan Klinis di Bidang Dermatologi, Mount Sinai Hospital, Joshua Zeichner, M.D

Zeichner menambahkan, faktor-faktor lain, seperti bagaimana Anda merawat rambut, berada dalam kendali Anda. Seperti mengikat rambut super kencang yang dapat memberi tekanan pada akar rambut dan berkontribusi pada penipisan rambut, serta pelurus kimia dan panas yang ekstrim (dari alat styling) juga dapat berkontribusi pada kerusakan rambut.

Faktor lain yang berkontribusi pada rambut rontok, lanjut Gohara adalah perubahan hormon, masalah tiroid, anemia, defisiensi vitamin, autoimunitas, obat-obatan tertentu, dan stres emosional atau fisiologis.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article