Kebersamaan dalam damainya Ranu Kumbolo
Collect Moments, don't Things,-
Perjalanan mengajarkan kita banyak hal, salah satunya mengajarkan akan arti dari kebersamaan.Saat di perjalanan, kedekatan kita dengan teman-teman seperjalanan akan makin terasa, terutama saat naik gunung. Momen kebersamaan itulah yang nantinya akan kita kenang di kemudian hari.
Sama halnya dengan perjalanan-perjalanan Saya yang lainnya, perjalanan ke Ranukumbolo juga punya cerita uniknya sendiri.
Berawal dari percakapan di sebuah grup chating perkumpulan orang-orang Minangkabau di kampus Saya, akhirnya tercetuslah ide untuk melakukan perjalanan menuju Gunung Semeru, dan tentu saja akan melewati Danau yang namanya sudah melegenda, Danau Ranukumbolo.
Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, akhirnya kami memilih waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan menuju Gunung Semeru di Jawa Timur.
Sebagai informasi, Gunung Semeru adalah Gunung yang mempunya puncak tertinggi di Pulau Jawa, yaitu dengan ketinggian 3676 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Perjalanan ke Gunung Semeru kali ini diikui oleh 17 orang, rombongan yang cukup banyak memang. Kami berangkat dari Jakarta menuju Malang dengan menggunakan transportasi massal Kereta Api. Alasannya adalah tiketnya yang cukup murah dan ketepatan waktunya.
Sesampainya di Malang, Kami menyewa 2 buah angkot untuk mengantarkan kami menuju desa Tumpang. Dari desa Tumpang, kami menyewa sebuah truk menuju desa Ranu Pani tempat gerbang pendakian menuju ke Ranu Kumbolo ataupun Puncak Mahameru.
Danau Ranu Kumbolo terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dikawasan ini terdapat beberapa gunung, diantaranya Gunung Semeru, Gunung Bromo serta Gunung Batok.
Sesampainya di Desa Ranu Pane, kami langsung mendaftarkan diri di pos pendakian. Jangan lupa untuk kamu yang ingin melakukan pendakian ke Gunung Semeru, jangan lupa untuk memperhatikan kelengkapan dokumen seperti kartu identitas, surat menyurat, serta surat keterangan sehat dari dokter. Sebelum pendakian, kami semua dikumpulkan di suatu ruangan oleh petugas BKSDA dan relawan Gunung Semeru. Tujuannya adalah untuk melakukan briefing dan penjelasan akan jalur Gunung Semeru. Cuaca saat itu cukup bersahabat, tetapi udara dingin sudah mulai menusuk ke tulang. Perjalanan pun dimulai, grup kami yang terdiri dari 17 orang melakukan do'a bersama dan mulai berjalan menuju gerbang pendakian Gunung Semeru. Seperti biasa, kami sempatkan untuk berfoto bersama sebelum melanjutkan pendakian.
Jalur yang kami lalui menuju danau Ranukumbolo cukup berat. Dikarenakan tanah yang masih sedikit basah dan cukup licin, ditambah lagi beban keril yang cukup berat. Tapi itu semua bisa teratasi karena perjalanan kali ini diiringi dengan keceriaan dan candaan kawan seperjalanan. Rasa lelah cukup terobati karena keceriaan teman seperjalanan. Sampai di Ranukumbolo, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, setelah mendirikan tenda dan kami memutuskan untuk beristirahat. Ketika pagi menjelang, Saya terbangun dan melihat keluar tenda, Ranukumbolo pagi itu sangat damai dan tentu saja sangat dingin.
Pagi di Ranukumbolo pagi itu terasa sangat indah karena kebersamaan dan canda tawa bersama teman seperjalanan.
Sebagian teman-teman menyiapkan sarapan untuk kami semua. Inilah asiknya melakukan pendakian bersama-sama. Apalagi banyak wanitanya, jadi masakan yang masak lebih enak daripada masakan lelaki, biasanya ya. hehe :D
Ranukumbolo memang danau yang terkenal romantis, nah beberapa orang teman yang merupakan dua sejoli juga nggak mau ketinggalan mengabadikan momen di Danau Ranukumbolo ini.
Nah, itulah beberapa momen kebersamaan Saya dan teman-teman seperjalanan menuju Ranu Kumbolo di Gunung Semeru.
Perjalanan yang mengajarkan arti akan kebersamaan. Sesuatu yang akan selalu diingat adalah momen, dan momen kebersamaan di Ranu Kumbolo adalah salah satunya. Cerita Lain: Mendaki Semeru, Perjalanan Menuju Atap Pulau Jawa