Kehabisan Chip Prosesor, Smartphone Huawei Sakaratul Maut?
Uzone.id - Huawei mengakui bahwa mereka sedang kehabisan chip prosesor untuk membuat Kirin. Hal ini cukup mengejutkan karena tanpa prosesor tersebut, mereka tidak bisa leluasa memproduksi smartphone.
Beberapa perusahaan riset pasar beberapa hari kemarin telah menempatkan Huawei di posisi pertama vendor dengan unit pengapalan smartphone terbanyak di dunia, mengalahkan Samsung dan Apple. Makanya ketika CEO Huawei mengabarkan mereka kehabisan material chip untuk membuat prosesor, semua mata langsung tertuju pada masa depan Huawei.Isu ini berkembang saat Richard Yu, CEO Huawei untuk unit bisnis konsumer, mengatakan bahwa sanksi yang diberikan Amerika terhadap perusahaannya cukup berdampak besar. Perusahaan Amerika memang dilarang Trump untuk tidak melakukan kerja sama dengan Huawei. Akibatnya, pasokan material untuk pembuatan prosesor Kirin pun terhambat.
Baca juga: Huawei Mate 40, Smartphone Terakhir dengan Prosesor Kirin?
"Di periode kedua pemberlakuan sanksi dari Amerika, produsen chip kami hanya melayani sampai 15 Mei dan produksi akan ditutup pada 15 September. Tahun ini kemungkinan akan menjadi produksi generasi terakhir prosesor high-end Kirin Huawei. Bisa jadi September nanti, saat peluncuran Mate 40, akan menjadi perangkat terakhir yang dilengkapi dengan Kirin," ujar Yu saat berpidato di 2020 Summit yang digagas China Information Technology Association, seperti dikutip dari The Verge, Senin, 10 Agustus 2020.
Diketahui, Amerika memang telah menuduh Huawei membuat infrastruktur yang bisa dijadikan sebagai mata-mata China. Huawei sendiri telah membantah tuduhan tersebut. Namun tetap saja, Trump malah membuat keputusan untuk melarang Huawei dan 114 perusahaan lainnya yang dianggap berafiliasi dengan China.
Perusahaan Amerika pun tidak boleh menjual teknologi kepada Huawei, demikian juga sebaliknya. Google menjadi yang pertama menghentikan kerja sama dengan Huawei sehingga smartphone tersebut tak dilengkapi dengan Android.
Baca juga: Peluncuran Huawei Mate 40 Tertunda Hingga Akhir Oktober?
Seperti halnya Apple, Huawei juga memproduksi chip smartphone sendiri. Chip tersebut diproduksi oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Mereka merupakan pabrik semikonduktor terbesar di dunia. Namun TSMC yang berbasis di Taiwan menggunakan materi yang berasal dari perusahaan Amerika. Jadi, TSMC juga membutuhkan izin dari pemerintahan Trump guna membuat chip Kirin untuk Huawei.
Pilihan lainnya, Huawei bisa saja menggunakan prosesor buatan Qualcomm atau MediaTek. Namun Qualcomm sendiri masih menemui kesulitan untuk melobi pemerintah Amerika agar mau menarik larangan tersebut. Padahal jika mendapat proyek pembelian prosesor dari Huawei, pasar Qualcomm akan lebih besar melampaui MediaTek dan Samsung.
Huawei juga bisa mengandalkan prosesor dari Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), yang merupakan perusahaan chip terbesar di China. Namun SMIC hanya bisa memproduksi chip 14nm. Ini merupakan chip dengan kemampuan dua generasi di belakang TSMC. Saat ini TSMC bisa memproduksi chip 7nm bahkan sedang mengembangkan 5nm.
Sepertinya ada banyak cara yang bisa dilakukan Huawei untuk tetap eksis di tengah larangan Trump. Hebatnya, walau pemerintahan Trump melakukan larangan yang masif terhadap Huawei, perusahaan China itu malah bisa menduduki tahta pasar smartphone di dunia.