Home
/
News

Kehebatan Sosok Vichai Srivaddhanaprabha di Mata Kasper Schmeichel

Kehebatan Sosok Vichai Srivaddhanaprabha di Mata Kasper Schmeichel

Yoga Cholandha29 October 2018
Bagikan :

Kabar duka datang dari juara Premier League musim 2015/16, Leicester City. Sang pemilik, Vichai Srivaddhanaprabha, pada Senin (29/10/2018) pagi WIB, resmi dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di dekat King Power Stadium, Sabtu (27/10) malam waktu setempat.

Salah satu sosok yang merasa paling terpukul dengan musibah ini adalah kiper Leicester City, Kasper Schmeichel. Lewat akun media sosialnya, penjaga gawang Timnas Denmark tersebut merilis sebuah surat perpisahan terbuka yang ditujukan kepada Vichai.

Dalam surat tersebut, Schmeichel tidak menyembunyikan kekagumannya kepada Vichai. Bahkan, putra kiper legendaris Peter Schmeichel itu secara gamblang menyebut Vichai sebagai sosok yang mengubah sepak bola.

"Dear Mr. Chairman, aku tak percaya ini terjadi. Aku benar-benar sedih dan terpukul. Aku betul-betul sulit mempercayai apa yang kusaksikan kemarin malam. Rasanya benar-benar tidak nyata!"

"Sulit sekali mengungkapkan arti kehadiranmu bagi klub ini dan untuk kota Leicester. Kita semua tahu soal investasi yang kau lakukan beserta keluargamu. Tetapi, ini lebih dari itu semua. Kau benar-benar peduli, tidak cuma kepada klub, tetapi juga kepada komunitas kota secara keseluruhan. Kontribusimu yang tanpa akhir kepada berbagai rumah sakit di Leicester, serta kegiatan amalmu, takkan pernah dilupakan. Kau benar-benar sudah melakukan segalanya."

"Aku tidak pernah bertemu sosok seperti dirimu. Seorang pekerja keras yang berdedikasi tinggi, penuh hasrat, begitu baik hati dan dermawan. Kau selalu punya waktu untuk semua orang. Kau berhasil menyentuh semua orang. Tak peduli siapa pun itu, kau selalu punya waktu untuk mereka. Aku selalu mengagumimu sebagai seorang pemimpin, seorang ayah, dan seorang manusia."

"Kau sudah mengubah sepak bola, selamanya! Kau memberikan harapan pada semua orang bahwa tidak ada yang namanya tidak mungkin, bukan cuma kepada suporter kami, tetapi pada semua orang di seluruh dunia, di semua bidang olahraga. Tidak banyak yang bisa melakukan itu."

Preview

"Ketika kau mengontrakku pada 2011, kau bilang bahwa aku akan berada di Liga Champions dalam enam tahun dan aku akan melakukan hal-hal hebat. Kau menginspirasiku dan aku percaya penuh kepadamu. Kau membuatku merasa bahwa tak ada yang tak mungkin. Tanpa dirimu dan keluargamu, semua ini, semua yang kita lakukan bersama, takkan pernah terjadi. Kau memberiku pengalaman yang tak ubahnya fantasi."

"Kau betul-betul telah membuat mimpiku jadi kenyataan."

"Akan tetapi, hal yang paling membuatku bangga adalah menjadi bagian dari visimu, lingkungan yang kau ciptakan. Klub ini, kota ini, adalah sebuah keluarga. Dan semua itu terjadi berkat dirimu. Untuk ini, aku akan selamanya berterima kasih. Aku bersyukur bisa mengenalmu dan keluargamu secara dekat, serta untuk semua momen pribadi yang kita jalani bersama."

"Hatiku hancur ketika mengetahui aku takkan melihatmu lagi di ruang ganti ketika aku datang di pagi hari. Bahwa kau takkan lagi bisa bercanda dengan para pemain, bahwa aku tak bisa lagi melihat senyum serta antusiasmemu yang menular kepada orang-orang yang pernah bersentuhan denganmu."

"Sekarang kami punya tanggung jawab sebagai sebuah klub, sebagai pemain, dan sebagai penggemar, kepadamu. Kami akan melakukan ini semua sebagai sebuah keluarga yang telah kau ciptakan. Dengan menjaga kedekatan dan memberi dukungan kepada orang-orang terdekatmu di masa-masa jahanam ini."

"Kau punya visi untuk klub ini, kau selalu menginginkan yang terbaik untuk kami. Tidak ada sama sekali hal yang tidak akan kau lakukan untuk kami karena kau betul-betul penuh hasrat. Kami harus menjaga warisanmu dengan terus memberi yang terbaik di lapangan dan terus menjaga kedekatan dengan keluarga ini."

"Kau takkan pernah tahu seberapa besar arti dirimu bagiku dan keluargaku. Aku merasa terhormat bisa menjadi bagian kecil dari hidupmu."

Dalam pemberitaan awal mengenai kecelakaan helikopter ini, disebutkan bahwa Schmeichel menyaksikan langsung musibah yang menimpa Vichai. Saksi mata pun menyebutkan bahwa pemain 31 tahun itu menangis saat melihat helikopter jatuh dan terbakar. Vichai meninggal di usia 60 tahun dengan meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.

populerRelated Article