Keluarga Korban 737 MAX Minta Dokumen Boeing-FAA Dibuka
Keluarga korban tragedi pesawat Ethiopian Airlines Penerbangan 302 menuntut Boeing dan Badan Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA) membuka sebuah dokumen khusus. Mereka mempertanyakan alasan Boeing dan FAA tetap menyatakan pesawat 737 MAX 8 layak terbang setelah insiden Lion Air JT610 di dalam dokumen itu.
"(Dokumen) keputusan untuk membiarkan pesawat itu terbang adalah kuncinya," kata advokat Robert Clifford dari firma hukum Clifford Law, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/9).
Clifford adalah salah satu kuasa hukum yang ditunjuk keluarga korban Ethiopian Airlines untuk mengajukan gugatan terkait insiden itu. Dia menyampaikan argumentasi itu dalam sidang dengar pendapat di hadapan Hakim Jorge Alonso di Chicago.
Ratusan gugatan dilayangkan kepada Boeing terkait kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air. Jumlah kuasa hukum yang mewakili pun cukup banyak, dan membuat penyelesaian perkara menjadi agak rumit.
Khusus untuk insiden Ethiopian Airlines, pihak yang menggugat Boeing berasal dari 35 negara, termasuk sembilan warga AS dan 19 penduduk Kanada.
Rata-rata gugatan menyoroti malfungsi sistem kendali penerbangan otomatis yang didesain Boeing. Dalam penyelidikan, ditemukan indikasi sistem itu justru keliru membaca data kemiringan pesawat terhadap daya angkat udara, dan kerap memaksa hidung pesawat mendadak menukik.
Boeing menyatakan mereka sudah mempersiapkan proses pembayaran santunan kepada seluruh korban.