Kenapa Milenial Sering Liburan ke Tempat yang Itu-itu Aja?

Uzone.id - Banyak orang yang merencanakan liburan dengan matang. Mereka memesan tiket pesawat dan penginapan jauh-jauh hati.

Mereka juga menghabiskan banyak waktu untuk menyusun itinerary. Apakah berpetualang lebih seru? Wisata kuliner? Atau, apakah bersantai lebih menyenangkan?

Setelah memutuskan, mereka masih harus mempersempit destinasi sesuai dengan waktu dan anggaran.

Merencanakan liburan terdengar melelahkan? Tenang. Kamu gak sendirian.

Baca juga: Mengenal Festival Holi di India

Khusus untuk pelancong milenial, riset soal liburan adalah hal yang melelahkan. Mengutip Travel+Leisure, demikian menurut sebuah studi oleh Hotels.com.

Pelancong milenial dilaporkan mengalami “net lag” yang merupakan rasa tidak nyaman, bosan dan kelelahan fisik, karena menggunakan internet untuk riset soal liburan dalam waktu lama.

Rata-rata, menurut penelitian, milenial menghabiskan delapan jam untuk riset tentang liburan mereka. Namun, mereka langsung mengalami kelelahan setelah 40 menit melakukannya.

Milenial juga cenderung tidak mengambil cuti di kantor pertama bekerja, karena mereka takut pekerjaan menumpuk. Jika berhasil cuti, mereka bakal kewalahan menyelesaikan tugas, karena juga harus riset untuk liburan.

Baca juga: Catat, Halal Tourism dan Wisata Religi itu Beda

Selain itu, penelitian menemukan bahwa satu dari delapan wisatawan menghabiskan lebih dari 15 jam untuk riset, sebelum memesan. Lalu, sekitar 22 persen milenial mempertimbangkan sekitar 11 pilihan liburan yang berbeda. Membaca itu saja sudah lelah, apalagi melakukannya, ya?

Di samping itu, 42 persen pelancong milenial menilai bahwa riset sebelum liburan sebagai salah satu tekanan terbesar mereka. Jadi, tidak mengherankan kalau 51 persen milenial berlibur ke suatu tempat yang sudah pernah mereka kunjungi untuk menghindari riset.