Home
/
News

Ketika Air Bah Cimanuk Menerjang Tanpa Tanda

Ketika Air Bah Cimanuk Menerjang Tanpa Tanda

Republika22 September 2016
Bagikan :
Preview


Suasana duka menyelimuti Kabupaten Garut pada Rabu (21/9), pagi. Seiring matahari terbit, kesedihan keluarga korban bencana alam semakin nampak. Puluhan jenazah satu persatu dibawa ke Rumah Sakit (RS) Guntur, Kabupaten Garut.

Sebelumnya, Kabupaten Garut diguyur hujan deras sejak Selasa (20/9) pukul 18.00 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi berlangsung hingga pukul 21.00 WIB. Satu jam kemudian Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut menumpahkan airnya ke lahan pertanian dan pemukiman warga di tujuh kecamatan.

"Saya teriak minta tolong... tolong, orang yang mendengar teriakan saya bilang masing-masing lah menyelamatkan diri," kata Mimin Aminah (48 tahun).

Malam itu Mimin tinggal di rumah bersama dua orang anaknya dan dua orang cucunya. Rumahnya berada di daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk. Tepatnya di Kampung Bojong Sudika, Kelurahan Haur Panggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Ia mengatakan, luapan Sungai Cimanuk datang dengan tiba-tiba, pintu rumahnya langsung terbuka karena terdorong air bah yang kuat. Mimin tidak sadar akan ada air secepat dan sebanyak itu masuk ke dalam rumah. Sebab, banjir yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya tidak sedahsyat malam itu.

Kendati masih panik karena air bah datang begitu cepat, Mimin langsung mengeluarkan anak dan cucunya. Satu anak dan dua cucunya diserahkan ke orang-orang yang memberikan pertolongan.

Namun, Mimin bersama seorang anaknya terjebak di dalam rumah. Air sudah terlanjur deras dan semakin tinggi. Sehingga, dia terpaksa merayap ke atap rumah.

Mimin berhasil naik ke atap rumah karena dibantu anaknya yang masih duduk di bangku kelas I Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Saya ditarik ke atas atap rumah sama anak saya, di atas sangat lama gak ada bantuan," ujarnya sambari memejamkan mata cukup lama.

Mimin menerangkan, tetangganya yang juga tidak sempat menyelamatkan diri ternyata sudah ada di atas atap rumah. Lama-lama air dari luapan Sungai Cimanuk sudah sampai ke atap rumah. Beruntung malam itu kabel listrik sudah tidak mengalirkan listrik.

[caption id="attachment_83855" align="alignnone" width="610"]
kendaraan-dan-rumah-tersapu-banjir-bandang-garut-_160921153913-873
Preview
Kondisi rumah penduduk di tepi sungai Cimanuk setelah banjir bandang di Garut.[/caption]

Setelah Mimin berada di atas atap rumahnya, maut masih terus mendekatinya. Rumahnya mulai goyah akibat diterjang air bah. Beberapa saat sebelum rumahnya roboh dan hanyut, Mimin bersama anaknya berhasil meraih atap rumah di sebelahnya.

"Naik ke atas rumah, rumahnya runtuh (hanyut), pindah ke atap rumah lain terus runtuh lagi, yang ketiga ada rumah beton saya naik ke sana," jelas Mimin.

Rumah beton tempat Mimin menghindari maut telah diterjang air bah selama berjam-jam. Lambat laun rumah itu pun mulai goyang, atap rumah tempat Mimin berpijak mulai terasa bergerak.

"Saya di atap rumah menyelamatkan diri dari jam sepuluh malam sampai jam tiga pagi," ujarnya.

Dikatakan Mimin, karena atap rumah yang terakhir sudah terasa akan roboh. Dia bersama anaknya teriak-teriak lagi meminta pertolongan. Tapi, dia sadar, bagaimana bisa ada orang yang menolong. Air sangat deras dan dalam, diri sendiri saja belum tentu bisa tertolong.

Kemudian, tidak lama setelah itu salah seorang tetanga Mimin memberikan pertolongan. Dia melemparkan tambang seukuran jari telunjuk orang dewasa. Mimin dibantu anaknya memegang erat tambang untuk menyelamatkan diri.

Akhirnya, Mimin beserta anaknnya dapat tertolong. Pada Rabu (21/9) sekitar pukul 03.00 WIB. Perlahan matahari mulai terbit, air bah yang merendam pemukiman warga di Kampung Bojong Sudika pun mulai surut.

Mimin beserta dua anaknya dan dua cucunya selamat. Siang harinya dia dibawa ke RSUD untuk mendapatkan perawatan dan dilakukan pendataan.

Ada tujuh kecamatan yang terkena dampak banjir akibat luapan Sungai Cimanuk. Di antaranya, Kecamatan Bayombong, Garut Kota, Karang Pawitan, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi dan Cibatu. Ketinggian air banjir di setiap wilayah berbeda-beda. Mimin tinggal di salah satu wilayah yang terkena dampak banjir paling parah.

Dokter Polisi dari Polres Kabupaten Garut, Endah Krisnawati menerangkan, sampai Rabu (21/9) pukul 20.00 WIB, sudah ada 23 jenazah korban banjir yang dibawa ke RS Guntur. Sementara, masih banyak warga yang kehilangan anggota keluarganya.

"Yang dilaporkan hilang ada 45 orang, 23 jenazah sudah diketemukan, sisanya 22 orang masih dalam pencarian (belum diketahui statusnya)," kata Dokter Endah.

Bupati Kabupaten Garut, Rudi Gunawan mengatakan, ratusan rumah warga rusak akibat bencana banjir tersebut. Sebanyak 250 keluarga rumahnya dilaporkan rusak berat dan rumah milik 200 keluarga rusak ringan.

Ia menerangkan, pihak Pemkab Garut akan menempatkan korban di Rusunawa Garut. Kapasitas Rusunawa Garut untuk 94 keluarga, tapi yang rumahnya rusak berat lebih dari 150 rumah. Pihak pemkab masih mencari soluisi untuk tempat tinggal korban.

Sementara, Wakil Bupati Kabupaten Garut, Helmi Budiman menerangkan, kerusakan hutan bisa dikatakan menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Selain itu, penyebab lainnya karena curah hujan sangat besar dan berlangsung lama.

Pemkab Garut pun meminta Perhutani dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar lebih bisa menjaga hutan di wilayah Garut. Dijelaskan Helmi, hutan yang ada di selatan Garut milik perhutani dan BKSDA. Jadi, di sana ada hutan lindung dan cagar alam yang dikelola Perhutani dan BKSDA.

"Kami sangat tegas kepada perhutani agar segera, agar memperhatikan itu (hutan) milik perhutani atau BKSDA harus dipelihara," katanya.

Ia menegaskan, tujuan pemeliharaan hutan agar tidak lagi terjadi ilegal loging. Pemkab sudah sejak lama memberikan peringatan kepada perhutani dan BKSDA. Helmi juga mengaku, pihaknya sudah beberapa kali ke lapangan. Menurutnya, sebenarnya hutan harus dijaga oleh perhutani dan BKSDA.

"Pemkab punya komitmen, semua aparat pemerintah daerah sangat menginginkan hutan ini utuh," terangnya.

BERITA TERKAIT




populerRelated Article