icon-category Travel

Kisah di Balik Berdirinya Patung Sam Ratulangi di Filipina

  • 18 Jul 2018 WIB
Bagikan :

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya,” ucap Soekarno pada peringatan hari pahlawan 10 November 1961. 

Tahukah Anda bahwa salah satu patung pahlawan nasional Indonesia, Dr. Sam Ratulangi, berdiri di Freedom Park, Davao City, Filipina?

Bagaimana patung Dr. Sam Ratulangi dapat berdiri di Freedom Park, Davao City? Apakah pada saat itu Dr. Sam Ratulangi pernah ke Davao City? Ternyata tidak. Pembangunan patung Sam Ratulangi di Davao City, Filipina, merupakan sebuah peringatan atas kemitraan kota kembar atau “Sister Cities” antara Bitung di Sulawesi Utara dengan Davao City pada tahun 1993.

Sam Ratulangi adalah pahlawan nasional dari Sulawesi Utara yang berjuang mempersatukan rakyat Minahasa dan Sulawesi Utara melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Ia dipilih menjadi simbol kemitraan kota kembar Bitung-Davao City bersama dengan pahlawan nasional Filipina, Jose Rizal.

Dalam perjuangannya, Dr Sam Ratulangi dan Jose Rizal memiliki kesamaan dalam tulisan perjuangan, yaitu memperjuangkan hak-hak yang sama antara rakyat yang terjajah dengan penjajahnya.

Manifes Ratulangi berbunyi: “Bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Republik Indonesia tidak hanya mengenai kepentingan lahir dan batin bagi bangsa Indonesia, yang tergabung dalam Republik Indonesia, akan tetapi juga meliputi kemerdekaan dan kehormatan bangsa Indonesia seluruhnya, serta pengakuan hak dasar rakyat itu untuk hidup bebas dan merdeka di atas bumi, bagian dari dunia ini yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada mereka”.

Selain itu, dalam kerangka yang sama, Indonesia juga mendirikan patung salah satu pahlawan Filipina, Jose Rizal. Patung Jose Rizal tersebut hingga saat ini dapat dilihat di jalan Sam Ratulangi, Bitung. 

Jose Rizal dipilih menjadi simbol kemitraan kota kembar Bitung-Davao City karena memiliki jasa sebagai pahlawan nasional Filipina yang sama dengan Dr. Sam Ratulangi yaitu berjuang mempersatukan rakyat Filipina melalui tulisan-tulisannya melawan penjajahan Spanyol.

Gambar: Patung Jose Rizal di jalan Sam Ratulangi, Bitung diambil melalui Google Map

Sedangkan karya-karya Jose Rizal yang terkenal di Filipina adalah Noli Me Tangere (1887) dan El Filibusterismo (1891) yang keduanya merupakan kritik mengenai penjajahan Spanyol atas Filipina. 

Dengan tulisan-tulisannya yang mengkritik penjajahan Spanyol, Jose Rizal telah membangkitkan semangat rakyat Filipina hingga terjadinya Revolusi Filipina pada tahun 1896.

Sangat indah sekali kerja sama dua negara dengan menghargai jasa pahlawan nasionalnya. Sudah saatnya kita, bangsa besar, bangsa Indonesia, untuk mengingat, menghargai, dan belajar dari pahlawan-pahlawan nasional untuk membangun generasi muda Indonesia yang lebih baik.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini