Kisah Go-Jek Yamaha RX King: Tak Kenal Gengsi untuk Cari Rezeki
Sudah tak terhitung berapa banyak penumpang yang mencibir lantaran kondisi Yamaha RX King Hermanto yang mungkin dianggap tak laik. Pahit memang.
"Drivernya tua, motornya tua, berisik lagi," cerita pria berusia 60 tahun itu meniru ucapan pelanggannya saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (8/6).Tak ada pilihan lain bagi Hermanto selain melakoni profesi ojek online dengan Yamaha RX King lansiran 1997 itu. Dengan suara lirih, dia mengenang betul berbagai keluhan dari pelanggan yang menumpangi motornya.
"Karena (usia saya) tua saja, ada yang suka tanya, pak enggak salah, udah tua kan enggak boleh ngegojek? aku bilang kalau daftar pakai motor ini dan diterima yang artinya boleh, (meskipun) akhirnya di performer dia nulis (review) motor dan ridernya tua, serta berisik," ucapnya.
"Toh memang kenyataanya aku tua dan motorku tua," ujarnya.
Selain tulisan review yang kurang mengenakkan hati, reputasi bintang yang dialamatkan kepadanya pun kadang mengecewakan. Tapi, apapun reaksi pelanggan, dia selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Semampunya.
"Sopan itu utama, karena kita kepada konsumen, bagaimana kita kan membawa nama perusahaan, kalau kita enggak sopan kasian nama Go-Jek, prinsip aku engga mau kecewain Go-Jek, dia udah nerima aku," ujar pria yang kadang-kadang menyambi profesi sebagai fotografer itu.
Lebih jauh, Hermanto pun berbagi cerita soal kisahnya mendaftar sebagai rider Go-Jek, yang ditolak sebanyak tiga kali.
"Bulan enam tahun lalu pas setahun saya menjadi sopir Go-Jek. Daripada di rumah nganggur dipikir aku Go-Jek aja, ngajuin diri tiga kali, tiga kali ditolak dengan alasan usia dan motornya tua," kenangnya.
Istri Hermanto pun tak tinggal diam, dia berusaha membantu sang suami yang kesulitan mendaftar Go-Jek. Berkat meminta bantuan dari sang keponakan, Hermanto pun akhirnya bisa diterima.
Jangan tanya wilayah operasi Hermanto. Dia yang tinggal di kawasan Jakarta Barat sudah biasa mengantar pelanggan ke Bogor, Bekasi, dan Depok.
Kini, motor butut Hermanto sudah bertransformasi seperti kondisi baru dan layak untuk mengantarkannya membelah jalanan. Motor butut itu sudah tak terlihat lagi saat ini, tapi dia tak akan melupakannya dan akan menjadi pecut semangat dalam mengumpulkan rupiah. Semangat pak Hermanto!