icon-category News

Pernah Jadi Pahlawan, Begini Kisah Indonesia Kirim Bantuan Jet Tempur untuk Pakistan

  • 09 Mar 2019 WIB
Bagikan :

Pesawat Tempur Mig-19

Pakistan dan India kian bergejolak. Jet tempur Mirage 2000 milik India terbang di langit Pakistan dan menggempur wilayah yang diduga sebagai kamp pelatihan kelompok Jaish-e-Mohammad. Tidak lama setelah kejadian ini, MiG-21 Bison milik India ditembak jatuh oleh Pakistan.

Sementara itu, India pun mengaku telah menembak jatuh pesawat F-16 milik Pakistan. Hal tersebut dilaporkan oleh pasukan Angkatan Darat India yang melihat pesawat Angkatan Udara milik Pakistan jatuh.

Pakistan meminta bantuan pada Indonesia

Pesawat tempur
www.merdeka.com

Perang besar antara negara tetangga India dan Pakistan pernah meletus beberapa kali. Pada tahun 1965, India dan Pakistan terlibat perang Kashmir. Saat itu, kedua negara ini mengerahkan semua kekuatan Angkatan Darat dan Angkatan Udara untuk saling menggempur. Pada pertempuran ini, ribuan orang dari kedua pihak tewas.

Saat pertempuran berlangsung, otoritas Pakistan sempat meminta bantuan pada Indonesia. Presiden Pakistan yang saat itu menjabat, Ayub Khan, mengirim utusan ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno.

Pada awalnya, kedatangan utusan Pakistan ke Indonesia ini ingin meminjam pesawat pengebom TU-16 KS dan Rudal Kenell yang dimiliki Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Rudal Kenell tersebut hanya dimiliki oleh Indonesia dan Uni Soviet.

Dikabarkan Rudal Kernell memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan, Kernell bisa menjebol sebuah kapal induk. Rudal ini memang disiapkan Indonesia untuk menyerang kapal induk Karel Doorman milik Belanda saat perebutan wilayah Papua Barat, namun urung digunakan.

Bantuan pesawat tempur untuk Pakistan

Pesawat udara
tabagibagiinfo.blogspot.com

Permintaan Pakistan tidak bersambut baik. Marsekal Omar Dhani menolak permintaan pakistan dan sebagai gantinya Indonesia mengirim beberapa MiG-19 Farmer untuk Pakistan. Hal tersebut diungkapkan oleh Marsda (Purn) Jahman dan Marsda (Purn) Rusman, dikutip dari Merdeka, Jumat (1/3). Marsda Rusman pun mengatakan ia sendiri yang mengantar MiG-19 Famer ke Pakistan sekaligus melatih penerbangnya.

Mengenai kepemilikan MiG-19 ini, Marsda Jahman menyebut-nyebutnya sebagai politik dagang Rusia. Saat itu, Rusia tidak akan melepas MiG-21 jika MiG-19 tidak juga dibeli. Pesawat tempur tersebut diakui tidak terlalu bagus, sehingga diizinkan untuk diserahkan pada Pakistan.

MiG-19 merupakan pesawat tempur yang canggih pada masanya, meski tidak secanggih MiG-21. Pada perang Vietnam, MiG-19 berhasil berulang kali merontokkan F-4 Phantom milik AS yang lebih modern.

Bantuan yang diberikan oleh Indonesia ini rupanya sangat berarti bagi Pakistan. Sebagai rasa terima kasih kepada Indonesia, Pakistan masih mengenang jasa Indonesia ini saat peringatan 50 tahun perang Kashmir. Bantuan dari Indonesia ini berhasil membuat Pakistan meruntuhkan 110 pesawat India, sedangkan pesawat Pakistan yang hilang hanya 16 pesawat.

Alasan Indonesia memberikan bantuan untuk Pakistan

Kapal selam
jakartagreater.com

Tidak hanya mengirimkan MiG-19, Indonesia pun berencana akan mengirimkan dua kapal selam. Saat itu Indonesia mempunyai 12 kapal selam. Armada Laut Indonesia adalah salah satu yang terkuat di Asia. Sayangnya, belum sempat Indonesia mengirim bantuan, India dan Pakistan sudah melakukan gencatan senjata pada 23 September 1965.

Alasan dibalik pemberian bantuan dari Indonesia untuk Pakistan adalah kondisi geopolitik. Tahun 1964-1965, Indonesia sedang berkonflik dengan Malaysia. Malaysia mendapat bantuan dari Inggris dan negara persemakmuran lain, salah satunya India. Oleh sebab itu, Indonesia mau memberikan bantuan untuk Pakistan.

Tidak hanya itu, pemimpin Muslim India Mohammad Ali Jinnah (saat India dan Pakistan masih bersatu) meminta agar Muslim India di militer Inggris tidak ikut memerangi Indonesia. Perintah ini akhirnya membuat banyak Muslim India berbalik mendukung Indonesia.

Jika pada konflik Kashmir tahun 1965 Indonesia mau memberikan bantuan pada Pakistan, bagaimana dengan sekarang? Akankah Indonesia melakukan hal yang sama dan memihak kepada salah satu negara?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini