Home
/
News

Kisah Nenek Mimi Sebatang Kara Diselamatkan Jokowi dan Ahok

Kisah Nenek Mimi Sebatang Kara Diselamatkan Jokowi dan Ahok

Siswanto28 July 2017
Bagikan :

Nama Siti Bunga Rustanty (72) kini menjadi perhatian publik setelah ditolong Presiden Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama membayar uang sewa rumah susun sederhana sewa Pesakih, Daan Bogot, Jakarta Barat. Sebelumnya, dia menunggak selama 13 bulan, sejak Juli 2016.

Di rusunawa, nenek yang biasa dipanggil Mimi tinggal seorang diri. Untuk hidup sehari-hari, dia bekerja apa saja asalkan halal.

Ketika ditemui Suara.com, dia duduk dalam kamar yang terletak di Blok B, lantai 2, nomor 210.

Tembok ruang tamu terlihat kusam. Di ruangan tersebut tidak ada meja atau kursi. Dia hanya memberi lantai dengan alas kain, itu pun bekas spanduk.

Ruangan tamu tempat tinggal Mimi tidak nampak bingkai foto, seperti yang biasa dipasang di rumah-rumah warga Jakarta.

Kesan ruangan tak terawat dengan baik semakin terlihat ketika menemukan gelas dan piring diletakkan begitu saja di atas westafel.

Sebagian peralatan masak memasak diletakkan begitu saja di bawah wastafel.

Hiburan satu-satunya di ruangan itu hanyalah televisi berukuran 14 inchi.

"Ya, buat hiburan saya cuma nonton televisi mas, ini doang yang saya punya. buat nonton berita saja," kata Mimi kepada Suara.com di rusunawa Pesakih, RT 10, RW 14, Daan Mogot.

Di dalam unit yang ditempati Mimi terdapat dua kamar tidur, namun hanya satu yang dipakai Mimi untuk tidur.

"Ya, kayak gini kondisi nenek, nggak ada kasur. Kalau tidur dimana aja paling di sini (ruang tamu). Kalau nggak di kamar," ujar Mimi.

Satu tempat tidur lagi dipakai untuk menaruh kardus - kardus untuk kue.

Mimi tetap bersyukur, walaupun hidup serba kekurangan secara materi, tetangga-tetangga sangat baik padanya.

Mimi sudah mencari penghidupan di Jakarta sejak tahun 1977. Ketika itu, dia membawa dua anaknya. Sebelum tinggal di rusunawa, dia tinggal di pemukiman di daerah Jakarta Utara.

Sebenarnya dia sudah diajak salah satu anaknya untuk tinggal bersama. Tapi, Mimi tidak mau karena khawatir merepotkan saja.

Hidup tingal dua atau tiga tahun lagi

Dia sudah empat kali diberi surat peringatan oleh pengelola rusunawa.

Surat peringatan pertama diserahkan ketika dia menunggak bayar tujuh bulan. Ketika itu, Mimi diminta untuk pindah tempat.

"Pas surat peringatan pertama, itu tunggakan saya tujuh bulan. Sudah diminta pergi," ujar Mimi kepada Suara.com, Kamis (27/8/2017).

Tetapi, Mimi berusaha untuk meminta diberikan toleransi jatuh tempo pembayaran sewa.

"Saya minta tolong untuk dikasih pengertian lagi, saya tetap berusaha cari uang, sabar. Tolong kasih kembali toleransi ke saya. Kalau bisa sih kasih keringanan jangan sampai tiga ratus biaya sewa," ujar Mimi.

Tanpa penghasilan yang tetap, untuk membayar uang sewa sebesar Rp300 ribu per perbulan, bukan perkara mudah bagi dia. Apalagi kalau semua tunggakan ditotal, tambah pusing kepala Mimi.

Perjuangan Mimi untuk minta penundaan pembayaran membuahkan hasil. Pengelola mau mengerti kesulitan Mimi dan dia diberi waktu tinggal di sana.

Tetapi, kaca jendela rusun Blok B, lantai 2, nomor 210, yang ditinggali Mimi dipasangi stiker bertuliskan tanda segel.

Suatu hari dia berkata kepada kepada petugas. Dia merasa sisa usianya tinggal dua tahun sampai tiga tahun lagi. Dia berharap diberi kesempatan untuk menghabiskan hidup di sini. Kalau pindah, dia tidak tahu hendak tinggal dimana.

"Usia saya sudah nggak lama lagi, paling sampai dua atau tiga tahun lagi. Kasih keringanan, Jangan saya disuruh pindah mau tinggal dimana lagi. Saya mau akhiri hidup di rusun saja," ujar Mimi.

Aktivitas Mimi sehari-hari yaitu membantu membuat kardus kue. Penghasilannya lumayan untuk makan.

Setiap Mimi bisa membentuk 100 kardus kue, dia mendapatkan upah Rp5 ribu.

"Untuk sebulan saja saya nggak sampai Rp200 ribu, apalagi kerja saya cuma bantu - bantu. Apalagi buat bayar sewa tiap bulan," ujar Mimi.

Mimi tinggal sebatang kara. Anaknya tinggal di luar kota.

"Ada yang di luar kota mas anak. Tapi lama sejak lebaran tahun lalu nggak jenguk saya. Terus nggak ada yang kirim uang," ujar Mimi.

Doanya terkabul

Rabu (26/7/2017), pukul 11.00 WIB, pintu kamarnya diketuk dari luar. Setelah membuka pintu, dia tak mengenal dua orang yang datang didampingi ketua RT 1, Rover, sampai akhirnya mereka memberitahu sebagai utusan Presiden Jokowi.

"Itu saya lagi duduk di dalam rumah mas siang. Ada yang ngetuk pintu. Saya buka ada dua orang sama Pak RT mau ketemu saya. Dia bilang dari utusan pak Presiden," kata Mimi kepada Suara.com.

Dua utusan Jokowi kemudian mengajak Mimi bicara dari hati ke hati.

"Itu, mereka ajak saya ngobrol. Tanya - tanya saya mas, bagaimana keadaan saya, sehat nggak. Terus mereka mengajak saya ke Bank DKI mau melunasi tunggakan rusun sampai bulan desember 2017," ujar Mimi.

Mimi bersyukur. Doa-doanya terkabul. Beban berat yang saban hari dipikirkannya untuk saat ini hilang. Semua tunggakan sewa rusunawa lunas. Mimi terharu karena utusan Jokowi juga memberinya uang tunai Rp1 juta untuk biaya hidup sehari-hari.

"Itu sebelum pamit pulang, saya dikasih kembali uang Rp1 juta," ujar Mimi.

Mimi ingat pesan Jokowi yang disampaikan oleh utusan. Intinya, Mimi harus tetap semangat.

"Ya bilangnya yang sabar, jangan lagi mikirin bayaran lagi. Jaga kesehatan, jangan sampai terlalu cape," kata Mimi.

Sore hari, sekitar pukul 15.00 WIB, pintu kamar Mimi kembali diketuk. Mimi seakan tak percaya, utusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) datang.

"Itu ada kembali yang datang. Bilang dari utusan Pak Ahok juga menanyakan saya serta kondisi saya," ujar Mimi.

Setelah ngobrol-ngoborol sejenak, Mimi diajak untuk bertemu pengelola rusunawa. Mimi diminta jangan lagi memikirkan biaya sewa rusun sampai tahun depan.

"Itu saya diajak ketemu pengelola mas, katanya buat biaya tahun depan sewa rusun, saya nggak usah mikirin lagi," ujar Mimi.

Yang membuat Mimi hampir menangis adalah dia diberi pesan bahwa sekarang sedang diupayakan agar Mimi bisa tinggal di rusunawa seumur hidup tanpa membayar lagi.

"Itu dia bilang juga mas, katanya saya nggak usah mikirin biaya sewa lagi. Rencananya juga seumur hidup saya dirusun disini. Ya saya, aminin saja. Saya bilang makasih mas," ujar Mimi.

Sebelum utusan Ahok pergi, meninggalkan dua karung beras yan gmasing-masing seberat 10 kilogram.

Preview

 

Berita Terkait:

populerRelated Article