Home
/
News

Kisah Pasien Rumah Sakit Mendadak Sehat Akibat Gempa Lombok

Kisah Pasien Rumah Sakit Mendadak Sehat Akibat Gempa Lombok
Bintoro Agung07 August 2018
Bagikan :

Subutiah (56) sedang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8). Dia datang bersama sanak famili untuk menemani keponakannya yang baru melahirkan.

Hari itu seharusnya menjadi momen bahagia, namun tidak bagi Subutiah. Gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Lombok, menciptakan kepanikan di seluruh kota termasuk semua pengunjung dan pasien RSUD Kota Mataram.

Peristiwa gempa dan kepanikan yang menyusul setelahnya, membekas di kepala Subutiah. Dia ingat betul kala itu para pengunjung dan pasien lari tunggang-langgang keluar dari gedung, termasuk keponakannya yang baru bersalin.

"Padahal masih setengah sehat tapi gara-gara ada gempa itu jadi sehat betulan dan bisa lari," ucap Subutiah.

RSUD Kota Mataram adalah salah satu gedung yang menerima dampak cukup hebat dari gempa Lombok.

Dari tiga gedung di kompleks RSUD Kota Mataram, dua gedung di sayap kiri dan kanan mengalami retak-retak yang cukup parah. Dua gedung itu sampai tulisan ini dibuat, tak bisa dipakai untuk sementara.

Pasokan listrik rumah sakit dan seluruh kawasan di sekitarnya juga sempat mati total. Halaman parkir yang jadi tempat evakuasi pasien dan keluarga bertambah padat oleh gelombang pasien baru.

Maimun (55) punya kisah lain. Warga Mataram yang sedang menemani ibunya diopname ini mengaku sempat meninggalkan ibunya saat gempa terjadi.

Hal itu ia lakukan karena panik dan kebingungan menghadapi gempa. Mainum mengaku tak tahu harus berbuat apa saat gempa terjadi. 

"Saya merasa trauma, saya lihat sendiri retakan di gedung rumah sakit itu," tutur Maimun.

Beruntung bagi Maimun, ibunya berhasil menyusul ke halaman parkir setelah dievakuasi oleh perawat dan anaknya.

Direktur RSUD Kota Mataram dr. Jack membenarkan pasien dan pengunjung rumah sakit banyak yang masih dilanda ketakutan. Namun ia menegaskan kebutuhan tenaga medis dan fasilitas masih relatif terpenuhi.

Untuk mengatasi trauma pasien dan pengunjung rumah sakit, Jack berniat menerjunkan tim psikiater.

Hingga Senin (6/8) tadi, jumlah pasien yang dirawat di RSUD Kota Mataram mencapai 151 orang dan diperkirakan akan bertambah seiring evakuasi korban di berbagai lokasi di Lombok.

Hal ini menyebabkan kondisi rumah sakit kian penuh, padahal semua perawatan medis masih dilakukan di halaman parkir.

"Makanya yang paling kita paling butuhkan saat ini adalah tenda," kata Jack.

Pantauan CNNIndonesia.com di Mataram, aliran listrik di jalan-jalan di Mataram masih banyak yang padam.

Sesekali gempa susulan yang cukup kuat juga masih terasa, salah satunya yang terjadi pada Senin (6/8) malam pukul 23.51 WITA dengan kekuatan 5,4 skala richter.

Data sementara Badan Nasional Penangggulangan Bencana hingga Senin sore, korban meninggal akibat gempa 7,0 SR tersebut mencapai 98 orang. 


Berita Terkait

populerRelated Article