Kisah Pedagang Petasan: Antara Cari Makan dan Menjajakan Bahaya
"Biasanya izin untuk tarawih, tapi sebenarnya main petasan sama teman-teman."
Demikian Budi (17) mengisahkan kenangan bulan Ramadan, saat ia masih duduk di sekolah dasar.Baginya, bulan puasa menjadi bulan yang ditunggu-tunggu, pun dengan Tahun Baru. Pada dua waktu tersebut, penjual petasan bermunculan di pinggir jalan daerah tempat tinggal Budi di Kemayoran, Jakarta Pusat.Kini, Budi mengaku sudah berhenti bermain petasan. "Sekarang sudah enggak, tapi beberapa teman sekolah masih suka main petasan," ujar Budi kepada saya, Selasa (28/5/2019).Endang (50), salah seorang penjual petasan di daerah Kemayoran, mengakui jika permintaan petasan di bulan puasa dan tahun baru memang meningkat drastis. Saya bertemu dengan Endang di Stasiun Kota, selepas dia membeli sejumlah petasan di Pasar Asemka."Untungnya gede itu, cuma kalau bapak jualannya enggak berani yang meledak terlalu besar, takut ditangkap," ujar Endang.Endang menghabiskan sekitar Rp100 ribu untuk membeli petasan. Dari modal Rp100 ribu ini, Endang bisa mendapat untung bersih Rp150 ribu.Menurutnya, ada beberapa jenis petasan yang masih aman dengan daya ledak yang kecil dan beberapa jenis petasan memang berbahaya bagi anak-anak.Endang memilih membeli jenis petasan yang tak menimbulkan letusan besar, seperti petasan korek, petasan gangsing, dan petasan disko."Disko ada dua macam itu, ada yang [mengeluarkan bunyi] kretek, ada yang terakhirnya meledak," jelasnya.Namun, Endang tak menjadikan penjual petasan sebagai pekerjaan utamanya. "Ya, paling jualan pas bulan puasa sama tahun baru aja."Langgar Aturan dan Bahaya
Saat ditanyakan mengenai bahaya, Ilham mengatakan "aman kok, banyak petasan yang aman kalau buat anak."
Ilham lalu menyodorkan beberapa jenis petasan seperti kretek, disko, injek, hingga korek. Pengakuan Ilham berbanding terbalik dengan pengakuan Budi, remaja yang memang sejak kecil terbiasa bermain petasan. Menurutnya, petasan korek dan kretek justru salah satu yang paling rentan dan berbahaya.Budi mengatakan beberapa temannya pernah terluka akibat petasan korek. "Pernah waktu itu lagi main petasan korek, terus malah meledak di tangan. Petasan korek emang cepet meledaknya," kata dia.Penjualan petasan atau mercon sebenarnya dilarang dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (PDF). Dalam Pasal 19, dijelaskan bahwa setiap orang, atau badan dilarang membuat, menjual, dan menyimpan petasan dan sejenisnya.Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini