Hasil paling menyakitkan terjadi pada 6 Mei 2012. Cagliari melakoni partai melawan Juventus di Stadion Nereo Rocco pada pekan ke-37 Serie A saat itu.
Juventus asuhan Antonio Conte meraih kemenangan 2-0 sekaligus mengunci gelar liga. Selisih empat poin tidak mungkin dikejar lagi oleh pesaing terdekat mereka, AC Milan.
"Saya adalah sosok yang menentang Juventus. Saya selalu membenci mereka," tutur Nainggolan.
"Juventus memenangi scudetto saat melawan kami di Trieste. Selain itu, mereka selalu mendapatkan penalti dan tendangan bebas," ucap pemain berpaspor Belgia itu.
Baca Juga:
- 'Virus' AFF Menerpa Stefano Lilipaly
- Luis Milla, Pelatih dengan Gaji Termahal Sepanjang Sejarah Timnas
- Bek Andalan SC Telstar Ingin Harumkan Timnas Indonesia
Kebencian terhadap Juventus juga menjadi alasan Nainggolan bergabung dengan AS Roma pada Januari 2014. Dia ingin melampiaskan dendam dengan mengungguli Juventus dalam perburuan gelar.
Sejauh ini, harapan itu sulit tercapai. Sebagai pemuncak tabel sementara Serie A, Juventus membentangkan jarak tujuh poin atas AS Roma.
Hanya saja, kegagalan di Serie A bisa ditebus Nainggolan lewat Coppa Italia. Baik Juventus dan AS Roma menembus babak semifinal turnamen tersebut.
Juventus akan melawan Napoli, sedangkan AS Roma bakal menjalani duel derbi kontra Lazio.
"Melawan Lazio pada semifinal, kami akan memenangi dua partai. Percayalah kepada saya," ujar Nainggolan.