icon-category Music

Konser HUT 35 Tahun Berkarya dan Slank Belum juga Mati..

  • 24 Dec 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id - “Buat sesuatu yang baru / ambil semua resiko / inilah saat yang tepat / mimpikan jauh ke depan / jangan dengar mereka bilang / kami generasi instan / yang masih terabaikan / koneksi kami di awan / makin cepat makin cuan / acuhkan komen orang / ini generasi digital / yang gak ngerti pada mental / me gen Y milenial / selamat tinggal konvensional / Indonesia now..Indonesia Now..

Tema “Indonesia Now” jadi tema besar di konser HUT ke-35 tahun Slank. Tema ini—yang diambil dari single terbaru mereka dengan judul yang sama, menggambarkan bagaimana orang Indonesia harus melek digital agar tidak terus tertinggal.

“Kita, meski sudah tua, harus bisa menyesuaikan, atau setidaknya ngikutin kemana arahnya ini era digital. Buktinya, dari yang dulu Slankers nonton konsernya manjat pager, sekarang beli tiket online, ini adalah perubahan, ini kemajuan,” ujar Kaka sang vokalis.

Slank Gak Ada Matinya

alt-img

Slank memang belum mati, belum waktunya mati, atau memang benar, mereka enggak ada matinya, seperti judul album dan lagu mereka “Slank Gak Ada Matinya”.

Penampilan mereka pada konser HUT ke-35 Tahun Slank yang digelar di stadion utama Gelora Bung Karno (GBK) tadi malam menjadi bukti kebesaran mereka sebagai satu-satunya band indie terbesar di dunia yang berumur panjang.

Energinya, staminanya, semangatnya, usia para personilnya yang beberapa sudah menginjak kepala lima, sama sekali bukan halangan untuk tampil energik tadi malam..

Ya, entah semangat apa yang didapat Slank kala menggelar konser yang diklaim termegah dan terbesar di Indonesia itu, berdiri diatas panggung seluas 43 x 20 meter, para personil Slank dan utamanya sang vokalis Kaka, masih bisa menguasai panggung dengan sangat baik, layaknya halaman rumah mereka sendiri dan menyanyikan 30 lagu nonstop sepanjang 3 jam!

Bukan bermaksud berlebihan, bisa dibilang, stadion GBK tadi malam adalah rumah mereka, Jakarta-nya mereka..

Jalannya konser

Konser dimulai 8.30 malam, ngaret 30 menit dari yang dijadwalkan. Tata lampu, tujuh layar besar dan pesta kembang api membuka megahnya konser di hari jadi Slank yang ke 35 tahun itu.

Video pidato Jokowi membuka konser tersebut. Jokowi memberikan testimoni soal Slank, kemudian megajak semua orang di stadion untuk mendoakan korban bencana Tsunami di Selat Sunda dan memohon maaf karena tidak bisa menghadiri konser tersebut.

Tidak seperti biasanya, lagu pembuka terbilang manis. Penonton belum akan diajak berjoget, tapi diajak berbaper ria dengan lagu “Cinta Kita” yang dibuka dengan manis oleh piano yang dimainkan gitaris Slank Ridho.

alt-img

Masuk lagu kedua, Slank belum juga meningkatkan tempo dan memilih lagu “Menyakitimu” disambung “Anyer 10 Maret”.

Kaka kemudian mengajak semua penonton berkabung dan mengheningkan cipta sejenak atas bencana yang menimpa Lampung dan Anyer karena tsunami, diakhiri dengan lagu Solidaritas yang magis malam itu..

“Kenapa harus tunggu bencana, baru kita percaya kebesaran tuhan / Kenapa harus tunggu bencana, kita rela sisihkan harta untuk sesama / kenapa harus tunggu bencana, baru kita bersahabat dengan alam / kenapa harus tunggu bencana, baru dunia bisa bersatu / kenapa gak setiap hari, berbuat seperti itu..”

Dan songlist Slank pun satu demi satu dimainkan..

alt-img

Gak hanya melulu memainkan lagu, ditengah konser Slank memberikan kesempatan Ivanka sang bassist yang memang sudah bergelar Haji, untuk memberikan Tausiyah bagi para Slankers. Bayangkan, ceramah keagamaan ditengah konser musik Rock n Roll! Saluuutt..

Juga dalam menyambut hari Ibu, Bunda Iffet diberikan singasana Kursi Raja di tengah panggung, mendengarkan Slank mendendangkan lagu “Satu” setelah sebelumnya Ibu sekaligus manajer Slank tersebut memberikan petuah untuk Slank, management Slank dan juga para Slankers.

Koor Ratusan ribu Slankers saingi sound system di GBK

Entah apa yang ada di pikiran dan perasaan para personil Slank malam tadi. Stadion GBK yang berkapasitas 100 ribu penonton terisi penuh karena sebelumnya pihak penyelenggara mengumumkan kalau tiket sudah Sold out.

Mulai dari festival di depan panggung, sampai dua lantai tribun, semua terisi penonton yang secara serempak menyalakan flash-light ponsel mereka sambil terus nyanyi berjamaah sepanjang konser.

Sampai-sampai, gue yang ada di salah satu tribun pun gak bisa mendengar sound system yang pastinya sudah bikin GBK terus bergetar, karena hampir semua mulut ikut bernyanyi bareng.

alt-img

Interaksi yang dilakukan Slank terhadap ratusan ribu penonton pun boleh diacungi jempol, mungkin juga gak kalah dengan interaksi paling legendaris yang dilakukan Queen di konser Live Aid.

Beberapa kali Slank sengaja menghentikan musik mereka untuk memberi kesempatan semua penonton karaoke massal berjamaah.

Dan satu yang pastinya sempat gue ragukan sebelum konser, bagaimana kualitas sound system dan terutama suara Kaka yang dianggap banyak pihak sudah habis termakan usia.

Ternata tidak.., malam itu Kaka tetiba terlihat sangat fit. Panggung terbesar dua lantai di Indonesia itu dikuasainya dengan baik, berjoget, melompat-lompat, berlari, naik turun tangga, seolah tidak mau membiarkan sedikit pun area panggung disisakan untuk dijamah.

Dan beberapakali Kaka berhasil memberikan suara tinggi yang menjadi ciri khasnya dari dulu di beberapa lagu rock Slank dengan baik dan tanpa cela, untuk yang satu ini—gue memberikan apresiasi..

alt-img

Bahkan, gue jadi berani membandingkan konser ke 35 tahun Slank ini dengan konser Guns n Roses yang juga digelar di tempat yang sama, beberapa waktu sebelumnya.

Dari jumlah penonton, kemegahan panggung, barangkali bisa bersaing setara, namun urusan sound system sampai tarikan vokal Kaka, rasanya band lokal ini jauh mengungguli band rock legendaris Amerika tersebut.

Saking mendominasinya Kaka di atas panggung, jajaran bintang tamu yang semuanya wanita, seolah jadi tidak muncul, karena tertutup bayang-bayang sang vokalis yang sudah berusia 44 tahun tersebut.

Terimakasih Slank dan teruslah berkarya

Gak terasa, gue udah duduk di tribun itu selama 3 jam dan seolah sudah jadi tradisi, lagu “Kamu Harus Pulang” pun jadi lagu pamungkas gelaran konser ke-35 tahun Slank malam itu.

Sekali lagi, Slank tampil prima selama 3 jam dengan jajaran 30 lagu yang didominasi lagu bertempo cepat.

Terimakasih Slank, sudah memberikan inspirasi untuk banyak orang. 35 Tahun bukanlah waktu yang singkat untuk berkarya.

Semangat, konsistensi dan kemauan untuk terus berubah dan menyesuaikan diri, adalah salah satu yang menjadi faktor kenapa Slank masih bisa bertahan sampai hari ini.. 

Dan Slank bahkan sudah melewati fase #BerkaryaAtauLapar dan sudah memasuki fase #BerkaryaAtauMati

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini