Go-Jek Tidak Beri Bonus ke ‘Driver Tuyul’ yang Pakai GPS Palsu
Penggunaan 'tuyul' atau fake GPS oleh mitra pengemudi transportasi online sudah sangat meresahkan pengelola jaringan transportasi online. Bukan hanya para pengguna, tapi mitra pengemudi yang jujur juga menjadi pihak yang dirugikan akibat adanya praktik pengambilan order secara curang ini.
Go-Jek, sebagai salah satu aplikasi transportasi online yang beroperasi di Indonesia, berupaya melenyapkan eksistensi driver tuyul pada platform-nya untuk menjunjung keadilan bagi para driver transportasi online lainnya.Langkah yang diambil Go-Jek untuk menangkal penggunaan fake GPS dalam layanannya adalah dengan mengembangkan fitur yang dapat mendeteksi ketika mitra driver menggunakan fake GPS pada aplikasi pemesanannya.
“Ke depannya, kami akan melaksanakan berbagai insiatif untuk membantu mitra driver agar terlepas dari penggunaan GPS palsu yang merugikan ini,” tulis Go-Jek dalam blog resmi perusahaan.
Untuk penerapannya, mitra pengemudi yang ketahuan menggunakan aplikasi fake GPS akan diberikan peringatan bahwa mereka telah melanggar dan harus segera menghapus aplikasi tuyul, tanpa memberikan sanksi terhadap mitra.
Namun, jika masih bersikeras menggunakan aplikasi fake GPS untuk meraup keuntungan, maka Go-Jek akan menindak mitra pengemudi tersebut dengan memberikan potongan bonus harian.
Dan apabila masih keras kepala dan terus melanjutkan praktik curang itu, maka Go-Jek akan bertindak tegas dengan memberikan sanksi berupa suspensi.
Seorang mitra pengemudi yang menggunakan aplikasi fake GPS mengaku bahwa ia telah menerima notifikasi agar mencopot aplikasi curang dan diancam tidak akan mendapatkan bonus harian. Akhirnya, ia pun jera menggunakan aplikasi tuyul.
"Saya dapat notifikasi untuk uninstall aplikasi 'tuyul' saya. Akhirnya saya sudah tidak pakai lagi, daripada saya tidak dapat bonus harian,” kata seorang mitra pengemudi Go-Ride yang tidak mau disebutkan namanya kepada kumparan (kumparan.com). "Sekarang sudah ketat.”
Dengan menerapkan peringatan dan sanksi yang tegas, Go-Jek berharap platform-nya bisa bebas dari penggunaan aplikasi fake GPS yang merugikan mitra pengemudi jujur dan pelanggan.
“Tujuan akhir kami adalah agar platform kami adil dan jujur bagi semua pengguna,” tulis Go-Jek.
Grab Lebih Dahulu Perangi Fake GPS dan Order Fiktif
Sebelumnya, perusahaan transportasi online lain yang beroperasi di Indonesia, Grab, telah lebih dahulu menunjukkan keseriusannya dalam memerangi fake GPS dan order fiktif. Keseriusan mereka ini sudah dibuktikan dengan penangkapan sejumlah pelaku yang merupakan mitra pengemudi pengguna aplikasi fake GPS dan membuat order fiktif pada awal tahun 2018. Grab bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengusut kasus driver tuyul ini.
Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, menjelaskan perusahaannya telah mengembangkan suatu sistem yang bisa melacak perangkat yang dipakai untuk melakukan order fiktif oleh mitra pengemudinya. Sistem dalam Grab disebutnya dapat membedakan mana driver yang asli dan mana driver yang 'tuyul'.
Sebagai komitmen untuk memerangi kecurangan itu, Grab telah mengumumkan sebuah program bernama 'Grab Lawan Opik.' Opik di sini maksudnya adalah order fiktif.