Sponsored
Home
/
Travel

Laporan dari Makkah: Jangan Sembarangan Bicara Selama Ibadah Haji, Ini Misterinya

Laporan dari Makkah: Jangan Sembarangan Bicara Selama Ibadah Haji, Ini Misterinya
Preview
Benny Susatyo25 August 2018
Bagikan :

Uzone.id - Sakralnya ibadah haji memang sudah enggak perlu diragukan. Banyak kisah dan misteri yang terjadi selama beribadah di tanah suci.

Pengalaman-pengalaman tersebut salah satunya mengajarkan kita satu hal; Jaga sikap, jaga ucapan, fokus serta ikhlas selama menjalankan ibadah haji.

Seperti pengalaman yang diutarakan Ustadz DRS H. Anshori Ya'kub MA, yang kebetulan menjadi pembimbing bagi rombongan jamaah saya selama di tanah suci.

Kalau banyak orang yang sudah beribadah haji berkata, semua perbuatan yang pernah kita lakukan, akan dibalas saat di tanah suci, barangkali benar adanya.

Tak hanya perbuatan, juga ucapan harus dijaga. Karena bisa berdampak langsung bagi jamaah yang sedang beribadah di Arofah.

"Karenanya, jangan sembarangan bicara selama beribadah. Biasanya bukan karena kesombongan atau takabur, namun cuma karena salah ucap," ujar Uztadz yang akrab disapa UAY.

Beliau menceritakan pengalaman ketika menjadi pembimbung haji di medio tahun 2000-an. Saat itu, jamaah reguler yang jadi tanggung jawabnya.

"Jadi saat itu, setelah mempersiapkan semua kebutuhan jamaah selesai, saya mengajak teman saya untuk jalan-jalan, melihat suasana di sekitaran tenda-tenda jamaah," cerita Ustadz penyuka musik padang pasir ini.

Selain melihat-lihat suasana, niatan lain dari Ustadz UAY dan temannya adalah agar merasa capek, sehingga harapannya bisa tidur lebih nyenyak, agar istirahatnya optimal.

Mereka berdua pun keluar tenda dan berjalan-jalan. Namun anehnya, mereka merasa hanya berputar-putar saja, dan begitu hendak kembali ke tenda, mereka tidak menemukan tendanya.

"Begitu balik, kami berdua nyasar. Padahal sudah bertahun-tahun di sini. Saya muter-muter sampai kaki saya capeknya luar biasa, sangat capek sekali," ujar beliau yang punya hobi bermain sepakbola sebagai pemain sayap kanan.

Merasa sia-sia karena hanya terus berputar-putar ditempat yang sama, mereka memustuskan berhenti sejenak dan istigfar.

"Begitu kami istigfar, itu tenda ternyata di depan saya. Mata kami seperti ditutup. Padahal logis ya, saya berkata, kalau capek biasanya enak tidur, ternyata dibikin capek beneran," cerita Ustadz UAY.

Karenanya, dirinya berpesan, harus hati-hati dengan ucapan, meski ucapan tersebut bukan sebuah kesombongan atau takabur. Terutama, yang tidak sengaja kita ucapkan.

Kejadian lain, yang menurut Ustadz UAY adalah sebuah misteri saat beribadah haji, terjadi di Mina, saat melempar jumrah.

"Dulu itu lokasi melempar jumrah masih terbatas sekali, tiangnya juga masih kecil. Dan semua orang berdesakan ke satu titik itu, sehingga sangat padat," ujar lulusan S1 di IAIN Syarif Hidayatullah dan S2 di Universitas Islam Al-Aqidah Jakarta ini.

Ditengah kerumunan manusia yang saling berdesakan, Ustadz UAY bercerita melihat seorang wanita keluar dari kerumunan para pelempar jumrah.

Saking padatnya, jilbabnya sampai tertarik-tarik dan hilang, sehingga auratnya terbuka. Wanita tersebut meminta pertolongan ke orang-orang agar dipinjamkan kain atau apapun untuk menutup auratnya.

"Kebetulan saya punya sapu tangan. Cuma saya sempat berpikir, saya termasuk orang yang masih percaya, kalau lelaki memberikan saputangan kepada wanita, bisa saling menyukai, saya gak mau itu, jadi saya tidak jadi memberikan sapu tangan itu," cerita Ustadz yang gemar makan kepala Kambing sebagai lauk nasi Mandi.

Tak lama kemudian, Ustadz UAY menyadari saputangan yang hendak diberikan pada wanita tadi malah hilang. "Tadi saya mau kasih, enggak jadi, malah hilang," sesalnya dalam hati.

Anehnya, setelah di Mina sampai malam hari, dan begitu sampai kembali di hotel, saputangan tersebut sudah berada diatas bantal tempat beliau tidur.

"Betapa kagetnya saya. Jadi memang kadang-kadang kita ini gak usah berpikir kayak begitu. Kalau mau membantu, ya membantu aja, gak usah mikir apa-apa," pesan Ustadz sebagai penutup.

populerRelated Article