Laporan dari Mekkah: Berkunjung ke Museum Kabah, Sejarah Dua Masjid Suci
-
Uzone.id - Ketika menjalani ibadah haji belum plong rasanya kalau tidak berkunjung ke Museum Kabah yang berlokasi di Mekah.
Tentu saja umat Islam yang berada di Tanah Suci wajib berkunjung ke museum yang juga disebut Museum Haramain, yang artinya 'dua tanah haram'. Maksud dua tanah haram ini tak lain kota Mekkah dan Madinah.Saya pun begitu antusias ketika agensi haji plus Helutrans Alhaadi Ziarah memasukkan kunjungan ke Museum Kabah sebagai salah satu destinasi.
Di depan pintu masuk, saya disambut tulisan The Exhibition of Two Holy Mosques Architecture (Museum Arsitektur Dua Masjid Suci).
Tulisan tersebut menggambarkan jika Museum Haramain menyimpan benda-benda dari dua masjid suci, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, yang usianya sudah berabad-abad.
Biasanya sih, museum ini tutup pada Kamis dan Jumat dan menyesuaikan hari libur Arab Saudi. Namun, untuk musim haji, museum ini buka setiap hari.
Museum ini buka dua sesi dalam satu hari. Sesi pertama buka pada jam 8 pagi-3 sore. Tutup setelah jam 3 sore dan buka kembali pada jam 4 sore-10 malam.
Masuk dalam museum ini kita bisa menambah wawasan keteguhan iman karena memuat bukti jejak peninggalan bersejarah awal Islam berdiri melalui napak tilas pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sampai sekarang.
Saya melihat museum ini menyimpan aneka kain kiswah yang membungkus Kabah. Selain itu, ada juga timba air, cangkir, tempat penyimpanan air zamzam di masa lalu.
Museum terbagi tujuh area
Museum ini terbagi tujuh area. Pertama masuk museum kita akan disambut maket dari Masjidil Haram. Di sekitar dinding maket tersebut ada figura besar berisi gambar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Saya juga melihat ada alat kuno untuk patokan menentukan waktu salat melalui memakai jam sinar matahari sebagai jam pada zaman dahulu di Masjidil Haram.
Foto: Jam matahari kuno untuk menentukan salat di Masjidil Haram pada tahun 1614 M atau 1023 H.
Juga terdapat tangga dorong untuk memasuki pintu Kabah di zaman dulu. Biasanya dipakai raja-raja dan tamu kerajaan untuk masuk dan salat di dalam Kabah.
Benda paling tua berasal dari abad 10 H atau 632 M. Di dalam museum juga tersimpan koleksi mushaf (bagian naskah Alquran yang ditulis tangan) dari masa Usman bin Affan (mushaf Usmani).
Di dalam juga ada maket perluasan area Masjidil Haram dan maket Masjid Nabawi yang akan diperluas. Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono diketahui pernah masuk ke dalam Kabah.
Posisi museum ini berada di antara jalan tol lama Mekkah-Madinah menuju Hudaibiyah. Ketika dalam perjalanan, saya pun bisa melihat tempat Perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan.
Perjanjian Hudaibiyah diadakan di wilayah Hudaibiyah, Mekkah, pada Maret 628 M atau bulan Dzulqa'dah 6 Hijriyah.
Berikut isi perjanjian Hudaibiyah:
1. Diberlakukannya gencatan senjata Mekah dengan Madinah selama 10 tahun.
2. Jika ada warga Mekah yang menyeberang kawasan Madinah tanpa seizin dari walinya maka akan dikembalikan ke Mekah.
3. Jika ada warga Madinah yang menyeberang kawasan Mekah maka tidak diperbolehkan kembali ke Madinah.
4. Ada warga selain dari Mekah dan Madinah, maka warga tersebut bebas untuk memilih Madinah atau Mekah.
5. Kaum Muslimin yang menempuh perjalanan ke mekah, namun harus berpulang tanpa menunaikan haji. Maka untuk tahun berikutnya mereka hanya diperbolehkan 3 hari di mekah (tak cukup untuk berhaji).
Manfaat utama dari perjanjian Hudaibiyah ada celah dakwah bagi kaum muslimin selama 10 tahun dan tidak diganggu oleh kaum kafir Quraish.