Layar Smartphone Retak Bisa Pulih Otomatis, Tak Lama Lagi Jadi Kenyataan
Uzone.id - Ketakutan terbesar pengguna smartphone adalah perangkatnya jatuh dan membuat layar retak. Sekali retak, butuh dana dan waktu untuk memperbaikinya. Maka dari itu, ketika ada teknologi yang mengklaim bisa membuat layar smartphone retak bisa kembali seperti semula, pengguna pun merasa senang.
Namun banyak yang tak percaya jika teknologi seperti itu nyata. Meskipun ada, butuh waktu lama untuk bisa mengembangkan dan membuatnya bisa diimplementasi di industri.Sebuah tim dari Korea Institute of Science and Technology (KIST) mengklaim telah mengembangkan sebuah material elektronik yang bisa memperbaiki dirinya sendiri secara otomatis. Layar yang retak bisa kembali rata. Salah satu resep rahasianya adalah Linseed Oil.
Dilansir melalui Science Alert, Selasa, 22 Desember 2020, Linseed Oil disebut juga dengan nama biji rami. Ini merupakan
biji yang selama ini diadaptasi oleh para peneliti (dengan cara yang sama) untuk menambahkannya ke polimida tak berwarna (CPI), senyawa alternatif untuk kaca yang sudah banyak digunakan di layar lipat ponsel pintar.
Bahan minyak tambahan itu dapat meresap ke dalam retakan. Jika para ilmuwan mampu membuatnya bekerja dengan baik dalam skala besar, berarti senyawa itu pun bisa diubah menjadi layar yang mampu memperbaiki retakannya sendiri.
"Kami mampu mengembangkan pemulihan materi secara otomatis, CPI yang bisa secara radikal mengatasi bahan fisiknya, dan memperpanjang usia materi polimer yang rusak," ujar ilmuwan KIST.
Minyak biji rami yang bisa melakukan perbaikan otomatis ini harus dimasukkan ke dalam mikrokapsul sebagai langkah pertama. Kemudian dicampur dengan bahan silikon. Bahan itu kemudian digunakan sebagai pelapis di atas CPI dalam eksperimen yang dilakukan para peneliti.
Cara bahan ini dirancang mengindikasikan kerusakan di CPI juga menyebabkan kerusakan di mikrokapsul. Jadinya, mikrokapsul akan melepaskan minyak yang disimpan untuk memperbaiki kerusakan. Ketika zat minyak menyentuh udara, senyawa mengeras dan bahannya hampir mirip seperti baru.
Yang menarik, senyawa ini bisa bekerja dalam suhu ruangan tanpa memerlukan tekanan eksternal, tidak seperti senyawa serupa yang telah dieksplorasi sebelumnya. Bahkan menurut peneliti, temperatur yang lebih tinggi, kelembaban yang lebih besar dan sinar ultraviolet dapat mempercepat proses pemulihan materi layar.
Dalam kondisi ideal di bawah radiasi UV, material dapat memperbaiki 91 persen retakan hanya dalam 20 menit secara otomatis. Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengeluarkan teknologi ini dari lab dan ke layar ponsel cerdas, temuan tersebut sejauh ini dianggap cukup menggembirakan.
Sementara ponsel lipat dari Samsung dan Motorola sekarang ada di pasaran, harganya tetap mahal, dan masih ada pertanyaan tentang daya tahannya. Teknologi yang berkembang ini bisa membuat tampilan ponsel lebih kuat, apakah itu jenis lipat atau bukan.
Temuan para ilmuwan KIST ini telah dipublikasikan di jurnal Science Direct dengan judul 'Interfacial adhesion and self-healing kinetics of multi-stimuli responsive colorless polymer bilayers' dengan peneliti terdiri dari Kim Youngnam, Nam Ki-ho, Jung Yong Chae dan Han Haksoo.