LinkedIn Krisis, PHK 700 Karyawan dan Tutup Aplikasi di China
Ilustrasi foto: Souvik Banerjee/Unsplash
Uzone.id – Gelombang krisis dialami oleh LinkedIn, situs web yang familiar bagi para pekerja profesional. Raksasa teknologi yang berbasis di California ini melakukan pemangkasan karyawan dan menutup kantor di salah satu negara.
Dalam laporan yang dikutip dari Reuters, Selasa, (09/05), LinkedIn akan memangkas 716 karyawan mereka dan menutup salah satu aplikasinya ‘InCareer’ di China.Keputusan ini dilakukan karena adanya pergeseran konsumen dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Selain itu, pemangkasan karyawan ini juga dilakukan sebagai bentuk perampingan perusahaan.
Dalam pernyataannya, CEO LinkedIn, Ryan Roslandsky, mengungkapkan kalau pemangkasan ini akan berdampak pada tim sales, operations dan support.
LinkedIn sendiri menghasilkan pendapatan lewat iklan dan biaya langganan bagi pengguna yang ingin mencari relasi serta prospek kerja.
Selain itu, LinkedIn juga melakukan beberapa perubahan, termasuk memperluas penggunaan vendor dari luar.
Di saat mereka memangkas karyawan, perubahan ini juga sekaligus membuka sekitar 250 lowongan kerja baru yang terbuka bagi karyawan-karyawan terdampak.
Selain pemangkasan karyawan, salah satu layanan LinkedIn, InCareer juga ditutup di China karena lingkungan persaingan yang ketat. Sebelumnya, di 2021 kemarin, aplikasi yang hanya hadir di China ini juga hampir hengkang karena alasan yang sama.
“Terlepas dari kemajuan kami, InCareer menghadapi persaingan ketat dan iklim ekonomi makro yang menantang, hingga akhirnya membawa kami pada keputusan untuk menutup layanan,” kata perwakilan perusahaan.
Aplikasi ini rencananya akan ditutup pada 9 Agustus 2023 mendatang.
LinkedIn masuk dalam daftar panjang perusahaan yang harus melakukan PHK karyawan, sebelumnya Microsoft, Meta, Amazon hingga Twitter tak lepas dari tren ini akibat berbagai alasan, salah satunya adalah keadaan ekonomi yang tidak stabil.