Home
/
Technology

Mahasiswa ITS Buat Batako dari Cangkang Kerang

Mahasiswa ITS Buat Batako dari Cangkang Kerang

Indra/Willy25 April 2017
Bagikan :

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Norma Syahnasa Diah Islami (21), Olga Putri Sholica (19) dan Ericza Damaranda Sugita (21) membuat batako ramah lingkungan dengan memanfaatkan cangkang kerang.

Ditemui di Surabaya, Senin, Norma mengatakan dia dan kedua rekannya mendapat ide membuat batako dari cangkang kerang karena semakin meningkatnya permintaan paving block yang membuat kebutuhan akan semen semakin banyak.

"Dari situ kami berusaha mencari alternatif bahan yaitu cangkang kerang," kata Norma yang merupakan mahasiswa Jurusan Transportasi Laut.

Dia mengatakan, selama ini pemanfaatan cangkang kerang masih terbatas dan hanya digunakan untuk hiasan. "Padahal kandungan logam berat dalam cangkang kerang bersifat menyerupai batu kapur atau gamping. Yaitu mengandung CaO yang kuat sampai 67,09 persen," ujarnya.

Selain itu, cangkang kerang juga dijadikan bahan campuran pakan ternak. Padahal kerang mengandung banyak logam berat yang tidak baik kalau tertimbun di ternak. Sifatnya mirip gamping.

Dari ide itu, mereka menyusun abstrak pada bulan Maret 2016 dan dinyatakan lolos untuk dilanjutkan pembuatan proposal dan video. Hingga akhirnya mereka lolos final presentasi bulan Oktober 2016 di Singapura.

"Kami membuat prototype mesin pembuat batako ini dengan nama Shredder and Processing Waste Seassheells (Seprows). Jadi mesinnya terhubung dengan penggiling kerang untuk dojadikan bubuk menyerupai pasir," kata salah satu anggota Olga Putri Sholica.

Olga mengungkapkan alat yang mereka buat terdiri dari tiga alat. Pertama Hammer mill sebagai penggiling cangkang kerang sampai halus. Kemudian disalurkan dengan conveyor menuju mixer machine.

"Kalau sudah ke brick molding buat jadi batako. Alat ini lebih efektif dari pada membuat batako manual, kekuatannya juga lebih kuat 5 persen dari batako biasa. Selain itu juga lebih hemat semen dengan batako lainnya," kata dia.

Dia menambahkan, hasil batako lebih kuat karena teksturnya yang lebih halus. Mereka menggunakan 5 persen bubuk cangkang kerang untuk setiap batako jumlah ini dilengkapi semen, pasir, kerikil dan air.

"Setelah itu kami diminta presentasi produk kami dengan membawakan batako yang kami buat sendiri dengan mesin dari pembuat batako. Cangkang kernag masih kami tumbuk manual," ujarnya.

Akhirnya batako cangkang kerang buatan mereka meraih nilai tertinggi di kompetisi di Singapura tersebut.

"Kami juara pertama, poin tertinggi. Tapi ajang ini punya standar hadiah berdasarkan poin. Kami dapat hadiah 4.000 dolar AS setara Rp 40 juta. Kalau poin kami lebih tinggi kami bisa dapat hadiah lebih besar," tuturnya.

Berita Terkait:

populerRelated Article