Mahasiswa ITS Manfaatkan DNA Pasien untuk Deteksi Penyakit Leukimia
-
Mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS), Moh. Hamim Zajuli Al Faroby, berhasil menciptakan program deteksi jenis leukimia atau kanker darah sejak dini dengan memanfaatkan DNA pasien.
Berdasarkan pengumuman di situs resmi ITS, penemuan Hamim tersebut didorong oleh data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyebut kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Setidaknya 8,2 juta kematian pada 2012 disebabkan oleh kanker.Menurut mahasiswa jurusan Matematika yang baru diwisuda itu, ada empat jenis leukimia yang paling umum di dunia. Dari empat jenis tersebut masih terklasifikasi lagi ke dalam beberapa sub jenis. Semakin dini jenis leukimia teridentifikasi, semakin baik penanganan yang dapat dilakukan.
“Selama ini tenaga medis membutuhkan serangkaian tes untuk mempelajari contoh jaringan kanker dan tentunya memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit,” kata Hamim.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence), Hamim berhasil merancang program pendeteksi jenis leukimia yang memanfaatkan DNA/RNA (materi genetik) pasien.
“DNA/RNA pasien yang telah termutasi karena sel kanker diubah ke dalam bentuk numerik, kemudian dimasukkan ke program dan akan ketahuan jenis leukimia yang diderita pasien,” terang pria pecinta komputer ini.
Dalam prosesnya, program Hamim ini menggunakan metode klasifikasi Support Vektor Machine (SVM) dengan memanfaatkan 40 data DNA/RNA positif leukimia dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) dan European Moleculer Biology Laboratory (EMBL) untuk dijadikan data latihan bagi pengklasifikasian data. Hasilnya, terdapat 64 ciri dari DNA/RNA leukimia yang tereduksi lagi menjadi hanya dua ciri.
Selanjutnya, data latihan tersebut digunakan untuk menguji 25 data lain guna mengetahui akurasinya. Hal tersebut berguna untuk melihat peforma dari program ini melalui tingkat akurasi prediksi.
Hamim menuturkan, keluaran dari program ini divisualisasi pada bidang dua dimensi untuk mempermudah analisis. Menurutnya, semakin banyak data latihan yang digunakan akan semakin akurat prediksi yang diberikan oleh program rancangannya.
“Ke depannya, akan ditambah lagi data yang dilatih agar semakin tinggi tingkat sensivitas dalam mendeteksi jenis leukimia,” terang pria pecinta bulu tangkis itu.
Hamim berencana untuk mengembangkan penelitian terkait program ciptaannya ini lebih lanjut. Harapannya, ia bisa mendeteksi keberadaan kanker hanya berdasarkan kode DNA/RNA yang dinumerikkan.
“Rencananya, akan diperluas menjadi program pendeteksi kanker secara global,” tutup dia.